JOMBANG, KN – KH. M. Sholeh, Wakil Syuriyah demisioner PCNU Periode 2017-2022 Jombang memohon kepada semua kader untuk berupaya meneruskan perjuangan KH. Abd Nashir Fattah (Rois Syuriyah PCNU Jombang), Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambak Beras Jombang yang wafat pada 28 Agustus 2022. Menurutnya MWCNU hingga Ranting NU tidak boleh vakum meski sampai hari ini Pengurus PCNU Jombang melalui Konfercab belum terbentuk, “Pengurus MWCNU dan Ranting NU harus terus bergerak, tidak boleh tergantung pada keadaan atau kondisi sekarang, tarus kita jalankan apa yang terbaik untuk NU Jombang,” katanya ketika ditemui Kabar Nahdliyin di nDalemnya Desa Banjardowo, Jombang.
JIka boleh meminta, lanjutnya, ia minta segera diadakan Konfercab kembali, “Segeralah Konfercab karena NU biar tidak terganggu keadaan, tidak logis organisasi sebesar NU di Kabupaten Jombang tidak ada pimpinannya, tetapi sebagai Wakil Syuriyah demisioner saya juga tidak bisa berbuat apa-apa, sekarang ini apa yang terbaik untuk NU di Jombang ya kita lakukan,” lanjutnya.
Bagi semua pengurus terutama MWCNU dan Ranting NU, tidak boleh larut pada keadaan, “Jangan larut pada kesedihan, jangan larut pada persoalan yang kurang produktif untuk masyarakat NU, fokus saja pada yang sudah dilakukan dan direncanakan, ngaji rutin tetap harus jalan, kita harus berdamai dengan keadaan,” kata Kiai yang mengabdi di PCNU Jombang sejak tahun 2007.
Ia lalu menceritakan, awal mula pertemuannya dengan KH. Nashir. Ketika pada helatan Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Paculgowang, Diwek, Jombang itulah dirinya bertemu dengan Kiai Nashir, mulai dari situ ia rutin komunikasi dengan Ketua Syuriyah PCNU, sampai akhirnya dirinya diminta membantu untuk memperkuat jajaran Syuriyah PCNU hingga sekarang.
“Banyak gagasan beliau dalam menata NU yang terwujud, antara lain adanya Kantor MWC NU disetiap Kecamatan, mendirikan BMT (Baitul Maal Wat Tamwil Nuansa Ummat) pada setiap MWCNU, terwujudnya RSNU dan beliau adalah Komisaris Utama RSNU dari unsur Masyarakat NU di Jombang,” tuturnya.
Meski begitu mendiang Kiai Nashir, katanya lagi, menghimbau kepada pengurus NU agar program yang sudah terlaksana ditingkat MWC NU tidak boleh berhenti disitu, “Gagasan beliau BMT harus terbantuk sampai tingkat ranting NU, karena itu beliau selalu mendorong agar apa yang dilakukannya tidak berhenti pada tingkat MWC NU saja, jangan berhenti di MWC NU semua program harus sampai ditingkat ranting NU,” katanya menirukan himbauan Kiai Nashir.
Terkait dengan BMT, kata Kiai asal Rembang ini, memang menarik karena rivalitas BMT NU bukan Bank melainkan koperasi, “Rupanya warga NU banyak melihat BMT dapat membantu usaha kecil, karena itu, kita sarankan BMT berkerjasama dengan Laziznu untuk menghendel marjin, BMT memang membantu orang orang tertentu yang membutuhkan, meski suku bunga 1,2 hingga 1,8 tetapi tetap sistem syariah, semua bisa ditawar, karena itu, sekali lagi rivalitas BMT bukan Bank melainkan koperasi,” katanya.
Dikatakan, bahwa, dirinya siap mengawal pokok pokok pikiran Kiai Nashir, “Khususnya Pokok Pokok pikiran beliau yang domain syuriyah akan kita kawal, salah satu contoh beliau sedang melaksanakan program khitmad santri senior kepada masyarakat, ini disosialisasikan dalam turba selama empat bulan, tugas terlaksana tetapi masih kecil peminatnya, dimana program ini santri senior sebagai tanaga ustad diperbantukan pada daerah daerah mines, terus terang Pesantren yang kita bidik adalah Pesantren yang sudah mampu secara sarana dan prasarana, “ katanya.
Untuk itu, tambahnya, Wakil Syuriyah demisioner PCNU dini berharap PBNU segera membentuk Karteker atau Panitia untuk melaksanakan Konfercab, “Karena saking banyaknya Program NU Jombang sebaiknya segera ada Karterker yang segera membuat konfercab, sehingga siapapun pengurus yang terpilih nanti tetap melanjutkan pokok pikiran atau program yang belum selesai,” tambahnya lagi.
Ketika ditanya kenapa Konfercab PCNU hingga berlarut larut, apakah karena ada unsur politik, Kiai yang akrab dengan mBah Sholeh ini menuturkan, bahwa terkait kedekatan NU Jombang dengan salah satu Partai Politik menurutnya itu hanya sebatas dugaan, “Saya kira itu hanya dugaan yang kemudian di yakini, Kami di Syuriyah pada awal awal periode mengundang semua kader NU yang ada di Partai Politik manapun untuk berpartisipasi memajukan NU, kita undang posisinya sebagai Kader NU dari berbagai Partai kita rangkul semua, pada perjalanan selanjutnya silahkan mendekati NU, sebaga Kader NU, dan lagi kami dijajaran Syuriyah tidak pernah mengarahkan siapapun untuk memilih salah satu partai, ” tuturnya.
Disinggung siapa penganti Kiai Nashir sebagai Kamisaris Utama di RSNU, mBah Sholeh mengatakan tidak tahu, “Kalau soal itu saya tidak tahu, yang saya tahu selama ini Kiai Nashir menjadi Komisaris utama di RSNU tidak mau digaji bisa dicek pada bagian keuangan RSNU,” kata mBah Sholeh.
Hal senada juga disampaikan dr. Saiful Umam, Direktur Utama RSNU, bahwa selama ini Kiai Nashir tidak tertarik dengan dividen apalagi soal gaji dari RSNU, “Kiai Nashir tidak pernah tertarik dengan dividen, saya sendiri juga tidak memikirkan soal itu, yang dilakukan oleh PCNU dan RSNU selama ini 65% PCNU dan 35% Pemegang Saham yang lain, ke PCNU kita melalui transfer ke Rekening PCNU, yang kita tahu setiap MWCNU hingga Ranting NU mendapat saluran dana manfaat dari RSNU,” kata Saiful Umam dengan santai.
Terkait penganti Kiai Nashir dalam waktu dekat Komisaris akan menggelar RUPS khusus, “InsyaAllah Komisaris segera menggelar RUPS Khusus menganti saya dan Kiai Nashir, saya kan juga minta ganti, ya gantian sama yang lain,” katanya. (mu)