Sowan Gus Bang, Polisi Juga Perlu Do’a dan Petunjuk Ulama’

oleh -18 views
oleh

Foto bersama Gus Bang dan Jajaran Polsek Peterongan

JOMBANG|kabarnahdliyin.com – Menjelang peringatan Hari Bhayangkara ke-79, suasana sore di Asrama Arrisalah, Pondok Pesantren Darul Ulum (DU) Peterongan terasa lebih adem dan khidmat. Sekitar pukul 15.00 WIB, rombongan Kepolisian Sektor (Polsek) Peterongan yang dipimpin Kapolsek Iptu S. Budi sowan ke salah satu pengasuh pesantren, Gus H. R. Akbar Rifai, ST, atau yang akrab disapa Gus Bang.

Kunjungan tersebut bukan dalam rangka penindakan hukum, melainkan membawa niat luhur: memohon doa restu dari ulama demi kelancaran tugas pengamanan serta kegiatan pengesahan warga baru Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kabupaten Jombang.

> “Polisi bukan hanya tentang penangkapan. Kami juga manusia biasa yang butuh bimbingan ulama agar tugas kami berpijak pada keberkahan dan keselamatan umat,” tutur Kapolsek dengan suara lirih, Kamis (19/6).

Dalam suasana yang penuh kehangatan, Gus Bang menyambut para aparat dengan tangan terbuka. Duduk bersila, sejajar seperti santri, para anggota kepolisian mendengarkan nasihat dengan penuh khidmat dari sosok kiai muda yang juga menjabat Koordinator Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) dan Bendahara PCNU Jombang tersebut.

> “Menjaga keamanan itu ibadah. Jika diniatkan karena Allah dan untuk maslahat umat, maka setiap langkah akan bernilai pahala,” pesan Gus Bang.

Namun, beliau juga menekankan bahwa kekuatan polisi bukan semata pada senjata, melainkan pada akhlak dan kejujuran.

> “Kita ini hidup di tengah umat, bukan di atas umat. Maka akhlak menjadi kunci, bukan kekuasaan. Jangan bawa ego ke jalan, bawa adab ke lapangan,” tegasnya.

Terkait pengesahan warga PSHT, Gus Bang memberikan pesan khusus: agar kegiatan itu tidak diliputi semangat ego, apalagi arogansi. Menurutnya, silat adalah warisan leluhur yang sarat nilai moral dan spiritual.

> “Silat itu jalan kehormatan, bukan jalan keangkuhan. Kalau ruh-nya hilang, tinggal kekerasan belaka,” tutur beliau penuh hikmah.

Para santri yang menyaksikan peristiwa itu pun tampak khusyuk. Mereka belajar satu hal penting: bahwa pesantren adalah tempat para penjaga hukum mencari petunjuk, bukan hanya tempat anak-anak menimba ilmu agama.

Hari itu, doa dari guru bangsa mengalir tulus kepada para penjaga keamanan. Sebuah peristiwa kecil yang menyimpan makna besar: bahwa keamanan negeri ini hanya akan tegak, jika aparatnya mau merunduk dan memohon petunjuk dari para ulama.

> “Ketika hukum bersanding dengan hikmah, maka rahmat Allah akan turun di negeri ini,” pungkas Gus Bang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.