JAKARTA KN – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menilai Undang-Undang Cipta Kerja hanya menguntungkan kaum para investor, sementara rakyat terus diinjak, karena itu, ia mengajak kepada warga NU untuk menolak. Hal ini dikatakan ketika Kiai Said Aqil Siroj memberi sambutan dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta secara virtual, Rabu (7/9/2020) lalu.
Ia menyebut UU Cipta Kerja yang disahkan DPR dan Pemerintah dalam rapat paripurna pada Senin (5/10/2020) sangat tidak seimbang dan merugikan rakyat. “Hanya menguntungkan konglomerat, kapitalis, investor. Tapi menindas dan menginjak kepentingan atau nasib para buruh, petani, dan rakyat kecil,” kata Kiai Said.
Menurutnya, Pemerintah sama sekali tidak membuat rakyat makin sejahtera sebagaimana diamatkan dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. “Tapi tidak pernah Pasal 33 UUD 45 diimplementasikan bahwa kekayaan Indonesia ini untuk seluruh rakyat Indonesia. Apakah itu sudah diimplementasikan? Sama sekali tidak. Bahkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin kian miskin,” katanya lagi.
Dicontohkan, salah satu pasal yang bermasalah ada di paragraf 12 Pasal 65 ayat 1 yang berbunyi: Pelaksanaan perizinan pada sektor pendidikan dapat dilakukan melalui Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam UU ini. Lalu, Pasal 65 ayat 2 UU Cipta Kerja yang berbunyi Ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perizinan pada sektor pendidikan diatur dengan peraturan pemerintah. Pasal ini menurut Kiai Aqil dan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) tidak bisa dibenarkan karena berpotensi mengkapitalisasi pendidikan.
“Kita harus melakukan judicial review. Harus meminta ditinjau ulang tapi dengan cara elegan bukan dengan anarkis. Kita harus bersuara demi warga NU, demi NU, dan demi moderasi dalam membangun masyarakat. Tidak boleh mengorbankan rakyat kecil,” tegasnya.
Seperti diberikan, DPR dan pemerintah mengesahkan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja menjadi undang-undang dalam rapat paripurna di Gedung DPR, Senayan pada Senin (5/10/2020).
Keputusan ini disetujui oleh tujuh dari sembilan fraksi, mereka yang setuju antara lain PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, PAN, dan PPP. Sementara dua fraksi yang menolak adalah Demokrat dan PKS. Proses pengesahan RUU Cipta Kerja diwarnai dengan perdebatan hingga menimbulkan ketegangan sampai Fraksi Partai Demokrat walk out dari sidang paripurna.
Kini UU Cipta Kerja telah mengundang reaksi keras dengan gelombang demonstrasi dari masyarakat sipil seperti mahasiswa, masyarakat adat, kelas pekerja, para guru, hingga tokoh agama.
Sementara itu, pencerahan dari KH. Luthfi Bashori, terkait kerja yang tidak lazim seperti halnya penetapan RUU Omnibus Law yang dilakukan tengah malam tidak bisa dibenarkan, menurutnya kerja tidak tahu waktu sama persis dengan kerja Iblis, “Iblis itu tidak pernah berhenti dari pekerjaan jahatnya. Semangat kerja Iblis hampir tak tertandingi oleh kalangan manusia, bahkan semangatnya itu perlu diacungkan jempol, karena tidak mengenal waktu. Kerja kerja kerja begitulah slogan yang sering dilontarkan oleh Iblis.” kata Kiai Luthfi seperti beredar di WhatsApp.
Dijelaskan, kerja Iblis itu bukanlah menghasilkan hal-hal yang positif bagi kalangan manusia, bahkan sangat banyak merugikan mereka. “Maklum karena Iblis itu sendiri adalah tukang tipu daya, tukang menjerumuskan orang ke dalam jurang nista, tukang menyengsarakan manusia, tukang menakut-nakuti masyarakat, tukang membodoh-bodohi umat, tukang menjauhkan manusia dari ajaran agama Islam, dan sejumlah sifat buruk lainnyA,” jelasnya.
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Iblis yang terkutuk datang kepada Nabi Musa AS yang sedang bermunajat kepada Tuhannya. Iblis mendekatkan dirinya agar dapat mendengar sebagian dari munajat Nabi Musa. Kata seorang malaikat berkata kepada Iblis, “Wahai makhluk yang terkutuk apa yang engkau inginkan dari padanya ketika ia sedang bermunajat kepada Tuhannya?”
Iblis lalu menjawab, “Aku harap mendapatkan sesuatu dari padanya seperti aku mengaharap dari Ayahnya (Nabi Adam) ketika ia di dalam surga, di sisi Tuhannya sampai ia aku goda dan aku berhasil mengeluarkannya dari surga. Iblis ingin menggoda Nabi Musa seperti Iblis menggoda Nabi Adam AS,” katanya. (Dari Berbagai Sumber)