JOMBANG ,KN – Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi di Kabupaten Jombang perlu untuk diwaspadai.
Meski progres vaksinasi Dinas Peternakan Kabupaten Jombang sudah capai 98 persen. Namun kasus suspek PMK dimungkinkan bisa ditemukan lagi.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, Agus Susilo Sugioto, menyebutkan bahwa pada 04 Juli 2022 pihaknya mendapat tambahan bantuan 1.000 dosis vaksin PMK dari Provinsi.
Dengan tambahan bantuan 1.000 dosis vaksin PMK ini, diharapkan mampu laksanakan vaksinisasi pada ternak sapi secara menyeluruh di Kabupaten Jombang.
“Upaya untuk membentengi sapi yang masih sehat dan bersifat darurat agar tidak tertular virus PMK, kita prioritaskan pemberian vaksinasi,” terang Agus.
Dengan tambahan 1.000 dosis vaksin diharap 5 tim yang melibatkan dokter hewan, mantri, dan tenaga medis dapat laksanakan vaksinasi secara optimal dicakupan wilayahnya.
“Artinya yang sebelumnya katakan, tim 1, 2, 3 yang ada di kecamatan Wonosalam dengan tarjet vaksinasi 5.100 ekor, maka dengan tambahan bantuan 1.000 dosis ini.
Akan kita tambahkan 750 dosis vaksin lagi untuk 3 tim ini. Sedang sisa 250 dosis vaksin, akan kita berikan pada tim 4 dan 5 dengan jumlah populasi ternak sapi yang lebih sedikit.
Vaksinasi sesuai anjuran dari Pemprov harus priotitaskan pada ternak sapi jenis sapi potong dan sapi perah khususnya diwilayah Kecamatan Wonosalam.
Karena di Wonosalam jumlah populasi ternak sapi terbanyak serta jumlah kasus PMK juga tertinggi di Kabupaten Jombang.” tegasnya.
Selain vaksinasi, kata Agus, Dinas Peternakan Jombang juga lakukan edukasi dan sosialisasi bagi para peternak sapi guna menekan kasus penyebaran PMK di Kabupaten Jombang.
Juga menekankan pada seluruh peternak sapi, untuk tetap bisa jaga kebersihan kandang, dan berupaya untuk bisa beri obat dari herbal guna menekan penyebaran PMK.
“Setiap dapat undangan sosislisasi dari Desa ataupun dari kelompok-kelompok ternak sapi terkait penanganan serta penyebaran PMK tim gugus tugas PMK Dinas Peternakan Jombang pasti hadir.
Alhamdulillah, progres vaksinasi kita sudah mencapai 98 persen, per hari ini (red-05/07) dan tidak ada kendala yang dialami para tim tuntas PMK dalam pelaksanaan vaksinasi PMK.” ungkap Agus.
Lebih lanjut, kendati sudah dilaksanakan vaksinasi, namun jika tidak selalu waspada terhadap penyebaran PMK, tentu ledakan penyebaran PMK di Kabupaten Jombang sangat mungkin bisa terjadi lagi.
“Jelasnya jumlah temuan kasus suspek PMK di Kabupaten Jombang pada ternak sapi jumlahnya mulai berkurang drastis.
Karena sebelum dilakukan vaksinisasi. Jumlah kasus suspek PMK per harinya bisa mencapai 100 kasus. Kini hanya berkisar 10 kasus,” terang mantan Kasatpol. PP ini saat dikonfirmasi JFI, pada Selasa (05/07), Siang.
Sebelum dilaksanakan vaksinasi pada 6 Juni, lalu. Jumlah ternak sapi yang terpapar suspek PMK sebanyak 2.336 ekor. Bahkan jumlah sapi mati ada 131 ekor, dan sapi dipotong paksa berkisar 161 ekor.
“Dengan kerja keras yang telah dilakukan oleh 5 tim gugus tugas tuntas PMK tersebut, jumlah ternak sapi sembuh dari suspek PMK terus meningkat,” tuturnya.
Ditegaskan, untuk memotong penyebaran PMK, maka vaksinasi harus terus dilakukan hingga jatah vaksinasi 8.500 dosis dan vaksin tambahan 1.000 dosis harus habis.
“Progres vaksinisasi per hari ini (red- 05/07) sudah mencapai 98 persen dari total 8.500 dosis vaksin bantuan Provinsi tahap 1, lalu ditambah lagi 1.000 dosis. Jadi total 9.500 dosis. Terus divaksinkan sebanyak 9.297 dosis,” tegasnya.
Ia menyebutkan pelaksanaan vaksinasi PMK tahap 1 berjalan lancar, meski lokasi teramat sulit dengan jalan hutan berlumpur yang harus dilalui, namun tidak surutkan semangat para tim tuntas PMK.
Lokasi yang sangat sulit untuk dijangkau oleh tim tuntas PMK Kabupaten Jombang berada di Dusun Kedungdendeng, Rapahombo, dan Dusun Nampu di Kecamatan Plandaan.
“Kemarin (red-04/07) di 3 Dusun di Desa Klitih Kecamatan Plandaan para tim 4 telah berhasil laksanakan vaksinisasi 202 ekor sapi, meski medan jalan yang harus ditempuh sangatlah ekstrem layaknya jalur crouser,” pungkasnya.
(GnTho)