JOMBANG, KN – Imam Ghozali Aro akrab disapa IGA asal Sumberjo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, turut hadir dalam peringatan tujuh hari wafatnya Almarhum Drs. Choirul Anam atau Cak Anam, di Dusun Kemirigalih, Desa Sawiji, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang. Iga adalah salah satu Pengurus Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur kala itu, dia yang kerap diberi tugas khusus oleh Almarhum Cak Anam.
“Saya memang sering memperoleh tugas tugas khusus dari Cak Anam, ya pokoknya tugas khusus lah, yang itu tidak diserahkan kepada orang lain, ya pokoknya waktu beliau masih sugeng ada tugas tugas khusus dari Almarhum Cak Anam,” katanya.
Iga sendiri memang mengaku menjadi wartawan karena terinspirasi dari Almarhum Cak Anam, “Saya menjadi wartawan itu karena terinspirasi oleh Cak Anam, seorang Santri kepingin menjadi wartawan, ketemu Cak Anam di Lirboyo karena saya mondok di Lirboyo, itu karena saya melihat cak Anam menjadi pemateri diklat jurnalistik di Pondok Lirboyo, dan akhirnya betul dalam perjalanan saya, selesai mondok saya menjadi wartawan, itu terinspirasi dari Cak Anam, saya pada tahun 1990 pertama masuk dunia jurnalistik sebagai wartawan harian pagi Surya Surabaya waktu itu, kemudian merangkap sebagai reporter radio BBC Londen,” tutur Iga.
Ketika mengenang Almarhum, Lelaki asli Jember itu menyebut Almarhum begitu sangat luar biasa, “Saya banyak belajar kepada beliau, ada hal yang banyak saya kagumi dan saya berusaha meniru dari beliau, beliau ini tidak ingin menjadi apa apa, ditawari jadi Gubernur juga tidak mau, menjadi jadi DPR juga tidak mau. Ini asli tidak gaya – gayaan, memang tidak mau, Cak Anam itu memang tidak mau. Kalau sekarang ada yang tidak mau menjadi DPR itu karena ada pertimbangan lain, kalau Cak Anam tidak,” katanya Iga disambut tepuk tangan para jamaah.
Pada tahun 2021, ketika Gus Dur mau dilengserkan, Iga diberi tugas memimpin demo, “Waktu itu Cak Anam kesulitan mencari orang yang disuruh mimpin, karena Pimpinan Ansor di wilayah rata rata menjadi DPR, satu satunya yang tidak menjadi anggota DPRD itu saya, tetapi saya seorang wartawan, sebagai wartawan tidak boleh mimpin demo, tetapi karena perintah Almarhum saya siap jalankan, Saya diperintah oleh Cak Anam memimpin demo, memimpin demo di MPR, Demo itu berjilid – jilid berkali kali, dan ada satu demo yang paling dahsyat yang saya pimpin ketika itu ada seribu banser dari Jawa Timur, kemudian berhasil menjebol kawat berduri, itu satu satunya sejarah demo, berhasil menjebol kawat berduri tanpa membawa alat itu hanya dari Banser Jawa Timur,” kata Iga lagi jamaah aplus dengan keras.
Diceritakan Iga, bahwa dirinya pada saat itu tidak sadar bahwa dirinya adalah wartawan, “Saya tidak sadar pak, saya waktu itu wartawan Radio BBC dan wartawan Harian Pagi Surya, memimpin demo besar, kan tidak boleh wartawan kok mimpin demo. Benar. selesai itu jadi perkara, saya di Surya dipanggil oleh bagian SDM akhirnya saya dimutasi ke Tabloid yang kerjanya hanya mingguan dan tidak diberi job apa apa, dan yang ngeri itu di BBC Pak, saya yang asalnya spisialisasi sehari dua atau tiga kali kirim berita, saya tidak boleh kirim berita politik, hanya kirim berita budaya dan olahraga, dua duanya yang saya tidak mengerti, artinya apa habis sudah karir saya dijurnalistik habis,” tutur Iga.
Nah, katanya lagi, “Pada 2004 tanpa saya sadari saya ini dicalonkan sebagai anggota DPRD PKB oleh Cak Anam, Dapil saya Jember Lumajang Calon DPRD Provinsi Jawa Timur, waktu itu kan masih nomor urut, itu Jember –Lumajang PKB dapat 4 Kursi, di Pemilu 2004 saya ini ditaruk di nomor 3 artinya ini calon jadi, tetapi saya tidak ngeh gitu lo, karena Cak Anam tidak pernah ngomong, ya Alhamdulillah jadi, dapatnya tiga pak kursi, jadilah saya anggota DPR Provinsi Jawa Timur dari PKB dari Dapil Jember –Lumajang, kemudian ada PKNU, saya tinggal di Sidoarjo, jadilah saya anggota DPRD dari PKNU,” kata Iga.
Terkait soal uang menurut Iga, tidak pernah Almarhum minta uang pada anak buahnya, “Kalau ada yang tanya apakah pernah ditarik urunan Cak Anam, selama Saya menjadi DPRD dua periode sama sekali tidak pernah disambati urusan uang oleh Cak Anam, menjadi anggota DPRD saya tidak pernah disambati uang tidak pernah sama sekali, lo ini betul,” kata Iga lagi disambut tepuk tangan jamaah.
Tidak lupa pada akhir kesaksiannya Iga mengajak seluruh jamaah yang hadir meniru dan melanjutkan perjuangan Almarhum, “Kita doakan semoga semua amal ibadah Cak Anam, semua perjuangan Cak Anam diterima oleh Allah SWT, dosa dosanya diampuni dan kita kader kadernya bisa meniru tindakan beliau yang baik,” ajak lelaki asal Jember ini. (Abu Rani)