WASPADA FITNAH AKHIR ZAMAN KH. Luthfi Bashori, Ajak Membedakan Isi Halaqoh Dan Seminar

oleh -1,730 views

JOMBANG, KN – Pengasuh Pondok Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islam Singosari Malang, KH Luthfi Bashori, kembali mengingatkan kita semua akan pentingnya kita waspada akan penyakit yang tidak terasa merusak aqidah, pasalnya kini tidak jarang mereka para pembenci Islam terus malakukan trobosan untuk mengoda Muslim untuk menjadi ingkar. Caranya pun macam macam, salah satunya adalah menyebar fitnah atau lebih dikenal modus gerakan fitnah akhir zaman.

Foto ilustrasi
Foto ilustrasi

Canggihnya lagi, gerakan ini dibungkus dengan berbagai macam merk. Umat muslim memang tidak boleh su’udzon, akan tetapi menurut Kiai asal Malang ini, dalam kondisi sekarang kita diharuskan hati hati atau waspada, karena banyak hal yang awalnya dibungkus benar tidak terasa oleh kita semua lalu dibelokan.
“Hati hati dengan sikap seorang muslim yang menyamakan muslim & kafir, sikap ini dapat dikatakan berbahaya bisa mengarah pada fitnah akhir zaman, karena Saat ini marak sekali di kalangan umat Islam yang bangga berkawan dengan orang-orang kafir atau non muslim, bahkan dimana-mana sedang digalakkan halaqoh dan seminar dengan tema – tema yang berkonotasi kesamaan derajat antara muslim dan kafir,” kata Kiai Luthfi asal Malang.
Ia lalu mengajak membedah beberapa isi hHlaqoh atau Seminar yang baik dan tidak baik. Kiai yang juga aktifis da’wah Islamiyah dan juga aktifis dunia Medsos, mengatakan, ada seminar bertema moderasi beragama, ada juga halaqoh bertema fiqih peradaban, atau dimunculkan ajakan nikah beda agama muslim dan kafir di beberapa kalangan terutama pada komunitas kaum liberal.
“Saat ini marak sekali di kalangan umat Islam yang bangga berkawan dengan orang-orang kafir non muslim, bahkan dimana-mana sedang digalakkan halaqoh dan seminar dengan teman – teman yang berkonotasi kesamaan derajat antara muslim dan kafir. Contohnya, banyak nara sumber liberal yang sengaja menukil tekstual hadits, bahwa Nabi Muhammad SAW berdiri untuk menghormati jenazah pemeluk Yahudi Madinah sebagaimana riwayat Imam Bukhari dan Muslim,” katanya.

عَنْ ابْنِ أَبِي لَيْلَى أَنَّ قَيْسَ بْنَ سَعْدٍ وَسَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ كَانَا بِالْقَادِسِيَّةِ فَمَرَّتْ بِهِمَا جَنَازَةٌ فَقَامَا فَقِيلَ لَهُمَا إِنَّهَا مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ فَقَالَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّتْ بِهِ جَنَازَةٌ فَقَامَ فَقِيلَ إِنَّهُ يَهُودِيٌّ فَقَالَ أَلَيْسَتْ نَفْسًا

“Dari Abdurrahman bin Abi Laila, Qais bin Sa’ad dan Sahal bin Hunaif sedang berada di Qadisiyah. Lalu sebujur jenazah ditandu orang melewati keduanya. Keduanya pun berdiri untuk menghormati. ‘Bukankah jenazah itu adalah (non-Muslim ahludz dzimmah) penghuni dunia?’ tanya orang di sekitarnya. Keduanya menjawab, ‘Satu keranda jenazah digotong orang melewati Rasulullah SAW. Beliau kemudian berdiri. Ketika diberitahu bahwa itu adalah jenazah Yahudi, Rasulullah SAW menjawab, ‘Bukankah ia manusia juga?, “ Padahal ada hadits lagi,

أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: أَخْبَرَنَا النَّضْرُ قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ جِنَازَةً مَرَّتْ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ فَقِيلَ إِنَّهَا جِنَازَةُ يَهُودِيٍّ فَقَالَ: «إِنَّمَا قُمْنَا لِلْمَلَائِكَةِ»
Rasulullah SAW bersabda: “Kelak sesudah aku (tiada), benar-benar umatku akan diselimuti oleh fitnah-fitnah yang seakan-akan gelapnya malam. Di zaman itu seseorang di pagi hari dalam keadaan mukmin, kemudian di sore harinya ia menjadi kafir. Banyak kaum yang menjual agama (Islam)-nya dengan harga duniawi yang sedikit.” (HR. Imam Hakim melalui Imam Ibnu Umar RA). Dalam kitab Sunan Al Kubra Lil Baihaqi juz. 2 hal. 422

أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: أَخْبَرَنَا النَّضْرُ قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ جِنَازَةً مَرَّتْ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ فَقِيلَ إِنَّهَا جِنَازَةُ يَهُودِيٍّ فَقَالَ: «إِنَّمَا قُمْنَا لِلْمَلَائِكَةِ»
“Telah mengkhabarkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim berkata, telah mengkhabarkan kepada kami Annadhr berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah bin Qatadah, dari Anas bahwasanya ada satu jenazah lewat di hadapan Rasulullah SAW lantas beliau SAW berdiri, maka dikatakan kepada beliau SAW, bahwasanya itu adalah jenazah Yahudi, lantas Rasulullah SAW pun mengatakan “Sesungguhnya kami berdiri itu hanya karena malaikat (pencabut nyawa, bukan karena si jenazah beragama Yahudi tersebut).
Menurutnya, Seminar tema moderasi beragama atau halaqoh fiqih peradaban itu sebenarnya sah-sah saja, “Dengan syarat para nara sumbernya dari kalangan tokoh-tokoh Islam yang aqidahnya kredibel mengikuti hasil ijtihad para Ulama Salaf Aswaja, bukan nara sumber yang berpikiran liberal berkiblat kepada ajaran kafir barat dan atheis. Semisal tema setiap muslim itu memang harus bersikap moderat, jika sedang berinteraksi dalam dunia bisnis demi memajukan sektor perekonomian umat, maka dalam bab ini seorang muslim tidak perlu membeda-bedakan apa agama para produsen, konsumen maupun mitra kerjanya,” tuturnya.
Ditambahkan, Akan menjadi persoalan serius jika berbicara terkait keselamatan aqidah umat, tatkala dilaksanakan seminar dan halaqah tersebut, justru kontennya berorientasi menyamaratakan kedudukan atau derajat kaum muslimin dengan orang-orang kafir, baik derajat di dunia apalagi di akhirat. “Lantas demi membenarkan argumentasi sesatnya, bahwa semua manusia itu dianggap sama derajatnya, dan harus dihormati tanpa harus membeda-bedakan apa agamanya. Ini Hadits sengaja diterjemahkan mentah-mentah,” tambahnya.
Dijelaskan, menterjemahkan Hadits hanya berhenti pada dhahir teks, atau menyampaikan pemahaman tekstual dari satu hadits ini saja, “Padahal pada hadits yang lain diterangkan, bahwa Rasulullah SAW saat berdiri itu, bukan karena menghormati mayat si Yahudi yang mati dan diusung di depan beliau SAW,” jelasnya.
Dan menurutnya masih banyak riwayat hadits sekaligus syarah (keterangan) para Ulama Salaf Aswaja yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW berdiri saat ada jenazah Yahudi lewat itu, bukan karena kemanusian (insaniyah)nya si Yahudi kafir tersebut, “Melainkan karena sebab keimanan yang lain, termasuk karena saat itu beliau melihat malaikat pencabut nyawa. Ini namanya ada korupsi dalil seperti inilah yang termasuk fitnah akhir zaman,” terangnya.
Sementara itu, Almaghfurrloh KH. Hasyim Muzadi, yang juga pernah menjadi Ketua PBNU pernah mewanti wanti jangan mencampur adukan agama, harus tegas jangan ragu ragu mana yang bisa dikerjasamakan dengan luar islam dan mana yang tidak itu jelas sekali,
“Romatan lil alamin itu melampau rahmatan lil muslimin, urusan yang tidak syar’iyah sudah silahkan kerjasama, kalau urusan yang syrai’ aqidah ya lakum dinukum waliyadin, itu ada tuntunnya dan itu disusun langsung oleh Rosulillahi shallallahi alaihi wasallam,” katanya kala itu. (mu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.