JOMBANG, KN – Hari Sabtu (16/7) lalu di Aula PP Al Mashuriyah Hamalatul Qur’an Sawiji, Jogoroto ada kegiatan agak istimema yakni, Halaqoh (pertemuan) yang membahas tetang “Pengaruh Tarekat Shiddiqiyyah dalam pergerakan Khoiroh Ummah.” Acara digagas oleh LP2M (Lembaga Pengembangan Pontensi Masyarakat) Jombang, yang berkantor di Perum Mojoasri Mojoagung, Jombang.
Sebagai Nara sumber KH. Zakariya,S.Sos,I, M,HI (Dosen), dari Cukir, Diwek, Jombang dan Drs. H. Abdul Kholiq (Direktur LP2M), banyak materi yang disampaikan Kiai Zakariya salah satunya tentang apa yang diketahui terkait tarekat Siddiqiyyah. Namun pada intinya ia sampaikan bahwa Kiai Tar (Syeikh Muhammad Mokhtarullah Muthi Al – Mujtaba, Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah Ploso Jombang) itu adalah seorang sakti, “Kita bisa lihat yang mengatasi Mas Bechi harus ribuan bahkan sampai 2000 personil Polri dikerahkan, ini kalau tidak orang sakti tidak bisa begitu,” katanya dengan santai.
Tidak hanya itu, lanjutnya, izin operasional Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Ploso sampat dibekukan tetapi hanya berlaku tiga hari, “Sekali lagi kalau bukan orang sakti tidak mungkin, masak ada pembekuan cuman tiga hari, dan akhirnya Mas Bechi menyerahkan diri, saya tidak tahu apa jadinya jika Moch Subchi Al Tsani (MSAT) tidak menyerahkan diri,” lanjutnya.
Terkait Tarekat Shiddiqiyyah, katanya, didirikan oleh Kiai Mokhtar Mujtaba setelah menjalani tirakat, menurut Kiai Zakarya, Kiai masih menjadi santri memiliki kecerdasan luar biasa, “Kiai Tar dulu punya istri pertama dipisah atau dicerai, setelah itu beliau uzlah (berzikir), jalan kaki dari Pantura (Patai Utara) Babat Lamongan sampai Jawa Barat muter sampai pantai selatan, pakai apa yang pakai kaki, Jadi semenjak cerai akhirnya uzlah jalan kaki, dalam perjalanan setiap ada Kiai alim dia kunjungi, dari Pantura muter sampai Jawa Barat sampai Malang, kalau Kiai Tar sakti itu wajar, karena bertahun tahun jalan kaki dalam keadaan Amul Huzni (susah), jalan kaki sambil tirakat, ini juga sebagai bukti bahwa, Ilmu hikmah itu ada, satu ilmu yang langsung dari Allah, seperti baginda Rasul dan para Nabi, kedua ilmu bil muktasabah (dicari) seperti kamu kesini nyantri, kenapa demikian karena ilmu itu tidak bisa diwariskan, tetapi harus dicari,” katanya..
Dikatakan, jika Kiai Tar sakti mandraguna itu karena punya ilmu hikmah, “Tidak main main itu, bertahun tahun jalan kaki makan apa?, karena tidak bawa bekal apa apa, jadi Kiai Tar itu jalan kaki yang tidak sangu, la makannya ya tidak tahu, Namanya tidak sangu ya makan seadanya, kalau sekarang Kiai Tar berhasil dan hebat wajar tidak, ya wajar, orang-orang kan tidak tahu ceritanya namanya sejarah, semenjak hebat itu Kiai Tar membuat perkumpulan namanya tarekat Shiddiqiyyah, kalau sakti jelas sakti Kiai Tar itu, sekarang masalah harta, Kiai Tar punya beberapa sertifikat tanah itu beberapa almari, almari penuh sertifikat itu, asetnya bertriliun triliun bukan hanya milyar tetapi triliunan,” tuturnya.
Tetapi ingat, tambahnya, Kiai Tar berhasil karena dia pernah tirakat, “Tetapi ingat ada ayat yang berbunyi innama amwalukum waaula dukum fitnah, Sesungguhnya hartamu dan anak anakmu hanya cobaan (bagimu), dan disisi Allah-lah pahala yang besar, ingat Al-Qur’an sudah menjadi teori baku, kita cek dengan pengaruh tarekat Shiddiqiyyah, bagaimana cerita Nabi Ya’kub dalam Al-Qur’an, Allah telah menegur jika senang pada salah satu anak jangan dilihat lihatkan kepada saudaranya, nabi Ya’kub tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh Allah, akhirnya diuji Nabi Yusuf dibuang di sumur, sekarang Kiai Tar yang hartanya triliunan sekarang Kiai Tar diuji Mas Bechi dituduh mencabuli, ini masih dituduh belum terbukti belum ada putusan Pengadilan, Al Qur’an menyebutkan harta dan anak itu fitnah, Kiai Tar hartanya banyak pengikutnya lebih dari lima juta orang sekarang lagi diuji,” tambahnya.
Sementara itu, sebagai penyelenggara Halaqoh Direktur LP2M, KH. Drs. Abd Kholiq, mengatakan, bahwa tujuan Halaqoh `antara lain untuk melakukan pencerahan terkait isu yang kerapkali menasional dari Jombang, agar sebagai orang Jombang tidak ketinggalan apalagi terkait Pondok Pesantren, “Jombang adalah gudangnya Pondok Pesantren, bagi saya sebagai orang Jombang harus turut mencerahkan adanya isu yang muncul dari Jombang, apalagi menyangkut Pondok Pesantren, kita harus mampu mencari dan mempertahan khasanah tradisi Pondok Pesantren yang telah dibangun bertahun tahun,” katanya.
Sebenarnya, lanjutnya, tidak ada yang patut dibanggakan apapun yang kita punya, “Kita duduk ini yang paling penting silaturrahim, karena silaturrahmi itu bisa menyembuhkan sakit, dan mendatangkan rizqi, soal LP2M (Lembaga Pengembangan Potensi Masyarakat). Memiliki pandangan LP2M bahwa seluruh yang ada di dunia ini adalah pontensi, a sampai z di Pondok ini adalah potensi, ada yang mlete, ada yang pinter ada yang tidak pinter, semua itu potensi dan karena itu harus dikembangkan, (mu)