BLITAR, KN – Syaikh Abu Hasan Yang makamnya terletak di Desa Kuningan Kanigoro Blitar ditengarahi salah satu penyebar agama Islam di Blitar, konon, ia keponakan dari Pangeran Diponegoro dari jalur ayahnya Yang menikah dengan salah satu saudara perempuan kandung yg tertua Pangeran Diponegoro. Di desa kuningan ini Syeikh Abu Hasan berdakwah dengan mendirikan Pondok Pesantren kecil dan mendirikan sebuah Masjid yang merupakan Masjid pertama kali di Blitar,”tutur Moh. Jupri yg masih turun ke empat dari faktor nasab pada minggu, (9/10) lalu di Blitar.
Meski beliau wafat tahun 1899 Kini sisa bagian bangunan Pondok Pesantren masih terawat sekalipun sudah diganti bangunan kayu jati, semula terbuat dari bambu, rumah Syeikh Abu Hasan sendiri Yang berbentuk limas di dalamnya masih lengkap dengan ornamen kuno dan ukiran kayu jati masih berdiri kokoh meski bagian depan sudah dimodifikasi batu bata.
“Ada peninggalan Syeikh Abu Hasan Yang sekarang ini di bawa oleh cicit nya yaitu Moh. Jupri, tinggalan tersebut berupa Tumbak Dwi Sula,” terangnya,
Tumbak Dwi sula pemberian pangeran Diponegoro ini ada dua, Yang satu di Kraton Ngayogjokarto yang satu sebagai bekal Syeikh Abu Hasan di Blitar untuk menyebarkan agama Islam dan melawan penjajah, tumbak Dwi Sula ini dikeluarkan tiap hari Jum’at digunakan saat berkhutbah Dan saat khutbah Hati Raya, ” katanya lagi.
“Tugas lain Syeikh Abu Hasan pada masa hidupnya Ngembani (memberi asma’) bambu runcing utk melawan Belanda, dan Syeikh Abu Hasan juga termasuk guru dari KH. Hasyim Asy’ari jombang,” kata Moh Jupri pada akhir penjelasannya. (sir)