Kiai Imron Rosyadi ajak peserta Muktamar cermati AD dan ART, Gus Fahmi tinggalkan dan Tanggalkan Kepentingan Pribadi

oleh -788 views
Kiai Imron Rosyadi ajak Muktamirin cermati AD dan ART

JOMBANG, KN – KH. Imron Rosyadi, Pengasuh Pondok Pesantren Al Mimbar Sambong Jombang, mengaku benar benar risau dengan kondisi NU sekarang, apalagi NU sekarang mau menggelar Muktamar ke 34, tidak hanya merisaukan siapa yang layak menjadi Ketua PBNU akan tetapi, pijakan PBNU dalam menggelar Muktamar NU ke 34 juga harus jelas, “Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama hasil Muktamar ke 33 di Jombang menyebutkan bahwa, Muktamar NU adalah forum permusyawaratan tertinggi di dalam organisasi Nahdlatul Ulama, disebutkan dalam Bab XX pasal 72, artinya apa? pengelolaan PBNU tidak boleh seperti Wilayah NU, “kata Kiai Imron Rosyadi kepada Kabar Nahdliyin pada Senin (11/10) lalu dengan mimik serius.

Meski begitu lanjutnya, Pengasuh PP Al Mimbar ini tetap mengapresiasi rencana penyelenggaraan Muktamar NU ke 34 yang bakal digelar pada bulan Desember di Bandar Lampung, Provinsi Lampung nanti. Akan tetapi, Kiai Rosyad berharap materi yang bakal dibahas pada Muktamar 34 seyogyanya sudah diterima Wilayah maupun Cabang NU, “Saya hanya bisa berharap pelaksanaan Muktamar NU ke 34 nanti sesuai AD dan ART, dan sesuai keinginan para masyayikh NU, “lanjutnya.

Mantan Pengurus GP Ansor Jombang ini lalu menunjukkan pasal-pasal penting dalam buku AD dan ART NU hasil muktamar NU ke 33, “ Pada pasal 72 huruf (2) Muktamar membicarakan dan menetapkan antara lain, LPJ PBNU yang disampaikan secara tertulis kepada Muktamirin, Muktamirin juga menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Nahdlatul Ulama, selain itu Muktamirin juga harus menetapkan garis geris besar program kerja Nahdlatul Ulama salama 5 tahun dan yang lebh penting lagi muktamirin juga akan menetapkan masalah hukum keagamaan dan kemasyarakat dan banyak lagi yang akan dibahas dalam Muktamar nanti, ini bukan pekerjaan ringan, saya kok malah melihat belum ada pembahasan materi di Wilayah maupun Cabang NU,” kata Kiai Rosyad.

Terkait bakal calon yang bakal dipilih sebagai Ketua PBNU tambahnya, Kiai Rosyad berharap Muktamirin melihat track record sejauhmana calon tersebut mengabdikan dirinya kepada NU selama ini, “Pada pasal 29 bab XIII (6) syarat menjadi pengurus PBNU harus pernah menjadi pengurus harian atau pengurus harian lembaga PBNU, pasal ini sebaiknya diamademen oleh Muktamirin, karena sangat membatasi seseorang yang ingin mengabdikan atau mewakafkan diri pada Nahdlatul Ulama, “kata Kiai Rosyad.

Dijelaskan bahwa, dirinya hanya bisa memohon kepada peserta Muktamirin, agar NU tetap konsisten terhadapat keputusan organisasi yang dibuat sendiri, “Kita harus patuhi keputusan yang  kita buat sendiri, seperti adanya komentar ketua PBNU bahwa, ada NU Cabang Kristen, dalam AD dan ART tidak ada NU Cabang Kristen, jika penjelasan seperti itu hanya sandagurau kasihan NU-nya, apalagi paba Bab II Anggaran Dasar pasal 4 bahwa Nahdlatul Ulama berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas, hal hal seperti ini juga harus perhatian peserta Muktamar, “pinta Kiai Rosyad.

Sementara itu KH. Fahmi Amrullah Hadizk, cucu pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari mengatakan, mengurus NU dang pengurus NU itu berbeda, kalau mengurus NU itu banyak ruginya dan habaisnya banyak, Apa yang disampaikan Gus Fahmi ini juga dimuat di Media Massa BANGSAONLINE dengan judul “Kalau jadi Pengurus NU rebutan, Tapi kalau ngurusi NU singitan (sembunyi), ini disampaikan ketika Gus Fahmi saat  silaturrahmi ke kediaman H. Fauzi, Ahad (26/09) di Desa Tebas, Godang Wetan, Pasuruan.

Ketika dihubungan KN terkait tanggapan Gus Fahmi mengenai situasi menjelas Muktamar 34 kali ini, Gus Fahmi memilih mengikuti pendapat Gus Solah, yang mengatakan, “Kembalilah pada hati nurani. Tinggalkan dan Tanggalkan kepentingan pribadi. Berilah manfaat bukan memanfaatkan NU,” kata Gus Fahmi menirukan Gus Solah. (mu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.