KH Imron Rosyadi : Pengusaha dukung teguhkan Aswaja, Muktamirin periksa LPJ PBNU  

oleh -816 views
Kiai Imron Rosyadi bersana H Warsubi (Pengusaha Muslim di Jombang)

 

JOMBANG, KN  – Memang sulit dinalar jika sampai hari ini peserta Muktamar NU ke 34 belum mendapat materi, apalagi pelaksanaan sudah didepan mata, bagaimana mungkin peserta dapat membahas dengan sempurna jika materi masing masing komisi belum diterima, “Jika merujuk Muktamar 33 di Jombang, ada beberapa komisi yang bakal dibahas, Komisi Bahtsul Masail ada tiga Komisi, Waqi’yah, Maudli’iyah dan Qununiyah belum lagi membahas Komisi Organisasi, Program dan Rekomendasi, jika sampai hari ini PBNU masih sibuk dengan pencalonan Ketua PBNU terus kapan membahas materinya itu, “kata Kiai Imron Rosyadi yang akrab di sapa Abah Rosyad ketika memberi pemaparan pada diskusi peran pengusaha Muslim di Jombang (13/10) di Lembaga Pendidikan Al Bairuni Sambong Jombang.

Kiai Rosyad yang kini sibuk koordinasi dengan para pengusaha muslim di Jombang, terkait pentingnya peran pengusaha muslim di Jombang dalam menjaga akidah ahlussunnah wal jamaah, mengharap betul kepada PBNU untuk kembali pada qonun asasi NU yang sudah dipatenkan oleh KH. Hasyim Asy’ari, “Kita tahu bahwa Kiai Hasyim Asy’ari hingga Kiai Hasyim Muzadi wanti wanti kepada pengurus NU agar mampu menangkal gerakan pembelokan faham Aswaja NU dari dalam maupun dari luar,” tuturnya lagi.

Kiai Rosyad lalu menjelaskan bahwa, gerakan pembelokan faham Ahlussunnah wal jamaah ini selalu mengincar aqidah Aswaja NU, “Almaghfurlah Kiai Hasyim Muzadi, sebelum beliau wafat sudah keliling Indonesia menyampaikan hal hal penting mengenai hal itu, melalui halaqoh halaqoh beliau minta agar pengurus NU disemua tingkatan menjaga faham Aswaja NU, sebab ada indikasi pembelokan faham dari dalam, makanya, saya sampaikan dengan rendah hati mohon kepada peserta Muktamirin agar memikirkan hal itu, “jelasnya dengan mimik serius.

Tidak hanya itu lanjutnya, peserta Muktamar juga harus benar benar mencermati LPJ Pengurus Besar NU, “Laporan pertanggungjawaban PBNU juga harus dikaji dan diteliti, sejauhmana program yang telah digariskan pada Muktamar 33 di Jombang dikerjakan atau belum, sepengetahuan saya PBNU kemana-mana hanya membicarakan Islam Nusantara apa kolerasinya dengan rekomendasi hasil Muktamar 33 di Jombang, kini sebagian besar warga NU hanya tahunya Islam Nusantara, sudah sampai dimana pekerjaan Islam Nusantara selama ini dan apakah ada hubungannya dengan rekomendasi hasil Muktamar 33 di Jombang, “lanjut Kiai Rosyad dengan nada tanya.

Ditambahkan lagi, bahwa warga NU sesungguhnya tidak bodoh artinya sudah pandai dan ngerti, “Warga NU itu banyak yang ahli baca kitab kuning itukan namanya pandai, dan juga mengerti, tidak asal ngomong, karena itu yang dibicarakan pasti ada rujukannya itu namanya mengerti, ketika melihat pengurus PBNU asal ngomong kita sebenarnya hanya bisa mengelus dada, kok ya tega ngomong seperti itu, saya hanya bisa berdoa semoga warga NU dalam Muktamar 34 nanti mendapat pemimpin yang tepat, “tambahnya.

Sementara itu, Ketua APM -KJ (Asosiasi Pengusaha Muslim Kulturan Kabupaten Jombang) Drs H. Maghfur Mujtahid, setuju dengan apa yang disampaikan KH. Imron Rosyadi, bahwa peserta Muktamar kali ini harus benar benar mau mengkoreksi kinerja PBNU selama dua periode  ini, “Saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan Pengasuh PP Al-Mimbar Sambong Jombang, terkait agar peserta Muktamar memeriksa dan meneliti LPJ PBNU, karena memang selama ini PBNU menurut saya tidak jelas arah alias visi misi NU yang sesungguhnya tergerus dengan kepentingan politik praktis dan pragmatis, “katanya.

Mestinya lanjut lelaki yang pernah menjadi Pengurus GP Ansor, Kabupaten Probolinggo ini, “Mestinya PBNU mau mencontohkan yang baik kepada warga NU, di dalam NU sendiri malah menciptakan  friksi – friksi, yang terjadi sekarang sesama pengurus NU gegeran, persatuan di NU sendiri tergerus oleh kepentingan pragmatis, ini memang menyedihkan sebab mejadi pengurus NU itu niatnya sesungguhnya mewakafkan diri untuk ummat bukan untuk pribadi, saya sendiri kerap diskusi dan mengusulkan agar Pengurus NU pada semua tingkatan melakukan rekonsiliasi utamanya sesama warga NU, “katanya.

Jebolan IAIN Jember yang pernah didapuk sebagai ketua PMII ini, lalu mengurai satu persatu persoalan yang bermunculan ditubuh NU dalam dua periode kali ini, “Menurut saya banyak yang harus dikaji, mulai dari bagaimana NU melakukan pengkaderan dibidang Ahlussunnah Wal Jama’ah ala Nahdliyah, bagaimana rekrutmen pengurus NU, adanya NU Cabang Kristen, dan masih banyak yang perlu mendapat perhatian Muktamirin nanti,” katanya lagi.

PBNU tambahnya, punya kwajiban memagari Aswaja ala NU, “Wajib hukumnya PBNU memagari Aswaja NU, jangan malah ditarik – tarik kesana – kemari  atau ke aliran – aliran yang tidak jelas, “Ini bahaya kalau PBNU tidak mau memagari faham aswaja ala NU, Pengurus PBNU jangan menjadi para pihak, janganlah sibuk dengan kekuasaan, terkait politik pratis, kader kader NU sudah berada diberbagai partai, karena itu yang di urus PBNU mestinya dada umat atau pondasi bagaimana umat tetap berkarakter ahlusunnah wal jama’ah itu saja,” tambahnya.

Cak Maghfur begitu ia akrab dipanggil, pernah juga dipercaya memimpin IPNU Cabang Probolinggo. Sejak hijrah ke Jombang kini ia mengeluti bidang bisnis unggas bersama kader NU di Jombang. Meski begitu perhatiannya kepada NU tetap tidak bisa diragukan. (mu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.