KABAR NAHDLIYIN – KH Muhammad Idrus Romli atau yang akrab disapa Gus Romli, tidak henti-hentinya mengingatkan kepada para jamaah dan warga NU agar hati-hati menghadapi fitnah akhir zaman, seperti disampaikan di hadapan jamaah di Masjid Annur Bintoro Jakarta dalam kajiaan Aqidah Aswaja seperti yang di unggah pada Youtobe.
Tidak hanya di Masjid Annur Bintaro, Gus Romli mengajak jamaah untuk hati-hati, diberbagai kesempatan ia selalu minta agar waspada dengan kelompok wahabi dan aliran syiah, liberal, juga Salafi yang dapat menyesatkan aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah. Bahkan, dihimbau oleh Gus Romli agar anak anak usia pelajar hati hati memilih lembaga pendidikan, “Awas ya jangan salah pilih kalau belajar, senang mencari ilmu dan mencari ilmu itu harus pada sasaran yang tepat, walaupun senang mencari ilmu tetapi kalau yang dicari tidak bener, tesesat juga. Kita ini wajib mencari ilmu, tetapi harus ditempat yang benar,” tutur Gus Romli dengan gaya khasnya.
Dikatakan, dimana yang tepat atau siapa para ahli ilmu yang tepat menjadi tempat belajar bagi tunas tunas Aswaja, mereka adalah para Ustad, Ulama yang mengikuti manhaj salafus sholeh, “Kita belajar kepada beliau ustad-ustad, ulama-ulama yang mengikuti manhaj salafus sholeh, dan itu para Ustadz dan para Ulama Ahlussunnah Waljamaah,” katanya dengan serius.
Kenapa demikian?, dikatakan, pada akhir zaman seperti sekarang ini, ada kelompok kelompok yang sengaja ingin menjauhkan umat islam dari ajaran Islam, “Ada kelompok yang ingin menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam, kelompok ini bermacam-macam, kelompok ini jelas diluar Ahlussunnah Wal Jamaah,” katanya.
“Seperti kelompok Salafi Wahabi, ini berusaha menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam, cuma caranya beda, caranya pakai agama tapi mereka mengajak meninggalkan ajaran-ajaran agama, pakai bahasa agama, pakai bahasa mengikuti Al-Qur’an dan Hadits, ya sebenarnya bukan Al-Quran dan Hadits, ini hanya dijadikan tameng saja, sebenarnya agar umat Islam semakin jauh dari ajaran Islam. Nah ini kelompok-kelompok di luar Ahlussunnah Wal Jamaah,” kata Ulama dari Pondok Pesantren Sidogiri ini.
Ia lalu mencontohkan, ketika Salafi Wahabi mengajak kembali kepada Al-Quran dan Hadits, “Slogan slogannya seperti itu kembali pada Al-Quran dan Hadis. Tetapi apa yang dilarang oleh Salafi Wahabi amalan-amalan ibadah, mengapa dilarang alasannya syirik, ibadah itu dibilang syirik sekarang. Contoh yang disyirikkan oleh Salafi Wahabi seperti Tawassul, Tabarruk, Istighotsah, padahal itu bukan syirik, itu justru ajaran Alquran, cuma Wahabi salah memahami masalah ini, lalu disyirikkan, orang dijauhkan dari beribadah ini contoh,” tegasnya.
Kiai Idrus juga mengingatkan bahwa, diakhir zaman orang merusak islam pakai Al-Qur’an, “Di akhir zaman ini merusak Islam itu pakai Al-Quran, orang menjauhkan umat dari ajaran agama itu pakai agama, makanya dalam riwayat Imam Yazid bin Hudair, pernah berkata ketika dirinya berjumpa dengan Sayyidina Umar bin Al-Khattab, ditanya oleh Sayyidina Umar, tahukah kamu siapa yang akan merobohkan agama Islam.
“Yang akan merobohkan agama Islam apakah orang kafir bukan, Apakah orang Cina, Kristen bukan, apakah orang komunis yang sekarang perang dengan Ukraina juga bukan, apa orang Yahudi bukan, kata Sayyidina Umar, agama akan dirobohkan oleh tiga orang,” tutur Kiai Idrus.
Adapun tiga golongan yang akan merobohkan islam yang dimaksud antara lain, Pertama terpelesetnya orang alim, Kedua, bantahan orang munafiq yang menggunakan Al-Quran, dan ketiga, Pemimpin yang menyesatkan.
Dijelaskan oleh Kiai Idrus, yang pertama terpelesetnya orang alim, “Ada orang alim terpeleset, maka bagaimana?, orang alim terpeleset ini macam-macam, kadang ada yang bayar akhirnya terpeleset, terpeleset karena dapat bayaran, bayarannya licin, karenanya hati-hati ya di akhir zaman ya walaupun ada orang alim yang dibicarakan tidak benar, wah ini berarti orang alim lagi terpeleset,” katanya minta pada Jamaahnya hati-hati.
Yang kedua, lanjutnya, orang yang merobohkan agama juga, adalah orang munafik yang bersilat lidah dengan Alquran. Maksudnya bagaimana?, “Maksudnya, ada orang menyebarkan ajaran-ajaran tidak benar tapi dalilnya pakai Al-Qur’an. Kalau dalilnya sudah pakai Al-Qur’an, orang awam ini bingung, loh katanya itu haram, ini sekarang kok halal dan ada dalilnya juga, orang awam itu saudara kalau misalnya ada fatwa dari dulu semuanya bilang haram, Lalu ada Ustadz baru bilang halal dan ada dalilnya, orang awam itu kadang menganggap ini lebih hebat dari yang dulu,” tuturnya.
Dijelaskan, “Ustadz yang ini kayaknya lebih hebat dari yang dulu. Mengapa karena ada dalilnya ternyata ada dalil, dari dulu tidak ada dalil, kadang bisa seperti itu. Ini orang munafik bersilat lidah dengan Alquran, paling tidak orang awam menganggap tidak apa apa kalua begitu itu yang haram ada dalilnya yang halal ada dalilnya, sudah ada dalilnya semua sama, Al Qur’annya sama, padahal ini sebenarnya orang munafiq yang bilang halal ini,” jelasnya.
Dan akhirnya, tambahnya lagi, “Akhirnya masyarakat awam terpegaruh, ya gara-gara ini orang munafik bersilat lidah dengan al quran, orang-orang di luar Ahlussunnah Wal Jamaah itu sering berdalil dengan Alquran, antara dalil dengan yang di-dalil-kan itu tidak nyambung, tidak masuk itu berarti orang munafik bersilatlidah dengan al-qur’an,” tambahnya.
Yang ketiga yang merobohkan agama Islam, adalah produk hukum pemimpin yang menyesatkan, “Produk hukum para pemimpin yang menyesatkan, Pemimpin Agama, Pemimpin Ormas, Pmimpin Negara, hukumnya menyesatkan jamaah wajib ikut akhirnya agama menjadi roboh, yang asalnya haram berubah menjadi halal, hukum dibolak-balik, ajaran islam itu menjadi roboh,” katanya. (bersambung)