Kumpul di Padepokan Pagar Nusa Trowulan Mojokerto, Relawan Khofifah – Emil gelar reoni perdana (1)

oleh -1,343 views

MOJOKERTO, KN – Puluhan undangan tampak memadati pelataran Padepokan Pagar Nusa di Trowulan Mojokerto pada Rabu pagi hingga sore (27/11) kemarin, tepatnya di Jl Pendopo Agung No 9 Trowulan Mojokerto. Para Kiai, Kader Ansor dan para tokoh dari berbagai elemen yang hadir tersebut adalah mantan relawan Khofifah – Emil, berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Jombang, Lamongan, Tuban dan Banyuwangi serta dari berbagai daerah lainnya, ngobrol santai Padepokan Pagar Nusa yang juga kediaman H. Abd Muchid, SH yang juga mantan Pengurus Ansor.
Diketahui, para Kiai dan Profesor (mantan Ansor), kader NU dan berbagai elemen tersebut yang notabene mantan Tim Sukses Khofifah – Emil Dardak (MTSKED) pada saat Pilgub lalu, sedang menggelar reoni atau temu kangen sesama MTSKED. Sebelumnya dijelaskan oleh Panitia pelaksana, bahwa acara reoni sedianya digelar di Pondok Pesantren Al Mimbar Sambong Jombang, namun karena banyaknya usulan agar netral acara reoni pun di tempatkan di Mojokerto.
Pengagas reoni, KH. Imron Rosjadi, Pengasuh PP Al Mimbar Sambong Jombang, menyampaikan pentingnya silaturrahmi mantan relawan Khofifah- Emil Dardak, karena sebagaian besar mantan relawan adalah kader NU. Ia lalu menceritakan bahwa dirinya pernah dipanggil Khofifah, Gubernur Jawa Timur, “Saya masih ingat pada waktu itu di Hotel Utami Surabaya, yang dipanggil itu saya, kemudian Gus Han, dan Pak Roziqi, Pak Khusnul Khuluq dan Prof Halim, Prof Mahfud dan Arum Sabil, yang pada intinya, Bu Gubernur minta tolong nanti masing masing daerah dari 38 Kabupaten / Kota, tolong mana mana yang perlu kita cover, mana mana yang perlu kita bantu apa itu masalah UMKM, baik itu masalah Pendidikan dan sebagainya dan sebagainya banyak sekali,” kata Kiai Imron Rosjadi saat mengawali membuka reoni relawan Khofifah – Emil.
Yang sangat disayangkan, lanjut Kiai Imron, adalah adanya kecurigaan bahwa acara reoni ini menjadi ajang protes kepada Bu Gubernur, “Pertemuan (reoni) ini artinya protes sebenarnya tidak, sebenarnya tidak ada istilah protes. Bahkan rencana awal saya undang Bu Gubernur, tetapi dibalas melalui WhatsApp bahwa, Bu Gubernur tanggal 28 itu ada acara, di Banyuwangi bersama Bupati dan Wali Kota se-Jawa Timur, artinya tidak bisa hadir, tidak bisa hadir tidak apa apa, reoni tetap dilaksanakan,” lanjut Kiai Imron Rosjadi menceritakan rencama awal penyelenggaraan reoni MTSKED.
Bu Gubernur ternyata, jelas Pengasuh PP Al Mimbar Sambong, tidak hanya tidak bisa hadir, dia minta acara reoni MTSKED tersebut ditiadakan, “Setelah Sholat Ashar saya dihubungi ajudan Bu Gubernur, yang langsung menuduh saya mau membelejeti Bu Khofifah pada acara reoni MTSKED, bahkan Bu Gubernur juga berfikir begitu, itu acaranya sampean mau blejeti saya apa, saya katakan Ini bukan acara pemblejetan, hanya kepingin ketemu, kepingin ta’aruf , ya sepuro sepuroan (maaf – maafan) guyon guyon seperti dulu,, terus terang saja sampean bisa membubarkan tidak acara itu, Saya kurang apanya? Saya diundat undat, masalah sembako ini dan itu, sampean itu sudah tua, saya mau menangis, ya sudah kalau begitu saya batalkan, wong gitu saja, akhirnya reoni tidak jadi di Pondok Pesantren saya,” jelas Kiai Imron.
Ditambahkan lagi, “Ternyata respon reoni MTSKED begitu besar, buktinya Abah H. Abd Muchid, SH, Ketua Wilayah Pagar Nusa Jawa Timur bersedia ditempati, alhamdulillah reoni bisa dilaksanakan hari ini yang sempat kita tunda beberapa hari, untuk hari berikutnya kita rencanakan yang lebih baik, meski acara kurang sempurna semoga kedepan bisa kita sempurnakan. Yang Saya sayangkan, terkait yang pernah kita dukung mestinya jadi Ibu itu yang bijaksana, apalagi sudah 4 periode menjadi Ketua Muslimat, dia juga sudah pernah menjadi Menteri mestinya berfikirnya jangan seperti itu. Bu Gubernur kok ngomongnya kalau tidak sampean bubarkan hubungan kita putus, pokoknya putus, saya katakan glani nyengit te (kejamnya) sampean bu, lalu saya mencari informasi kemana mana katanya Bu Khofifah itu sekarang kacang lupa sama kulitnya,” tambah H. Rosjadi dengan gaya khasnya.
Sementara itu perwakilan MTSKED dari Tulungagung KH. Chamin, menjelaskan bahwa dirinya ikut Tim Khofifah waktu itu atas perintah Gus Sholah, “Waktu itu maunya Gus Sholah itu, Bu Khofifah Gubernur, saya ikut Gus Sholah, terkait acara reoni ini saya sangat setuju, dan sebetulnya kita dikecewakan seperti ini kan sudah biasa, kita ini secara pribadi minta bagian kan tidak pernah, kita itu punya kewajiban berbicara mana yang kurang benar, jika ngomong program itu anggaran yang paling banyak itu kan Pendidikan, maksud saya kita tampil membantu programnya berhasil, namanya terangkat lagi, nanti akan lebih mudah, kalau sekarang ini sudah begitu kita nanti harus bagaimana?, saya minta kesepakatan dari teman teman,” kata KH. Chamin dengan mimik serius.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.