JOMBANG, KN – Sahabat Nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq, menegaskan, barang siapa yang memberi infaq satu dirham untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW akan menjadi teman ku masuk surga, “Sayyaidina Abu Bakar berkata barang siapa yang memberikan satu dirham untuk mengadakan acara dimana dibacakan maulid Nabi maka orang itu akan menjadi teman ku kelak di Surga,” kata KH. Fahmi Amrullah Hadziq
Dijelaskan ada sebuah keterangan bahwa, Sayyidina Abu Bakar adalah termasuk 10 orang yang dijamin masuk Surga, “Sayyidina Abu Bakar bisa berkata demikian karena dijamin masuk surga, termasuk 10 orang yang dijamin masuk Surga, kalau kita kita ini belum karuan (tentu), saya ini belum karuan makanya modal kita adalah cinta pada Nabi, jadi kelahiran Nabi itu rahmatan lil alamin, artinya siapa yang merasa gembira atas kelahiran nabi akan mendapat kasih sayang, akan mendapat rahmat, tidak peduli apakah orang itu orang baik, orag kafir kalau dia punya cinta kepada Kanjeng Nabi, itu akan diberikan rahmat,” tuturnya.
Selanjutnya Kiai Pengasuh ribuan santri Putri ini menukil sebuah kitab, “Dikisahkan dalam kitab Hilyatul Aulya ada sebuah Riwayat, yang disampaikan oleh Wahsyi bin Munabbih dulu pada zaman Nabi Musa, zaman Bani Israil ada orang ahli maksiat, dia melakukan maksiat itu terus menerus sampai 200 tahun, kalau zaman Nabi Musa itu umurnya panjang panjang orangnya tinggi tinggi, Nabi Musa konon tingginya 3 Meter, ada orang ahli maksiat selama 200 tahun, melakukan maksiat 200 tahun tidak ada berhentinya terlalu, tetapi namanya ahli pasti hebat, tetapi ini yang hebat maksiatnya,” lanjutnya.
Diceritakan, “Suatu hari ajal si maksiat ini datang, ketika si maksiat ini sampai pada ajalnya artinya dia mati, tetangga ini tidak ada yang mau merawat jenazahnya saking marahnya karena ahli maksiat, ketika hidupnya membuat marah tetangga, bahkan bukan hanya tidak mau merawat, menurut keterangan warga memegang kakinya diseret seret dilempar ketempat sampah, singkat cerita setelah mayat ahli maksiat itu dilempar warganya di tempat sampah, tiba tiba Allah SWT memberi wahyu kepada Nabi Musa, wahai Musa, ada hamba ku yang mati, tetapi tidak diperlakukan sebagaimana mestinya oleh Kaum mu, dilempar ketempat sampah, wahai Musa aku perintahkan kamu untuk merawat hamba ku yang telah mati itu artinya, disuruh memandikan, mengkafani dan mensholati dan mengkuburkan, apa yang dilakukan Nabi Musa ini membuat warga heran,” tururnya.
Akhirnya Kaum Nabi Musa pun menanyakan, “Wahai Musa kamu kan tahu dia ini ahli maksiat kok kamu perlakukan sebagaimana orang baik, ya aku diperintah Allah untuk memperlakukan begini, tanyakan kapada Allah apa alasannya, maka Nabi Musa bertanya kepada Allah, wahai Tuhan ku, kaum ku menjadi saksi akan kemaksiatan hamba mu ini, rusaknya hamba mu ini, aku sendiri menyaksikan bahwa dia ahli maksiat,” cerita cucu pendiri NU ini.
Dalam kisah tersebut Allah SWT pun menjawab pertanyaan Nabi Musa, lanjutnya, “Aku tahu, tetapi ketehuilah ketika hamba ku ini mambaca Kitab Taurat dan setiap kali dia menemukan Nama Muhammad tertulis di Taurat itu, dia ciumi Nama Muhammad dia letakkan dikening diantara kedua matanya dan dia membaca sholawat kepada Nabi Muhammad, wahai Musa berkat kecintaannya kepada Nabi Muhammad, berkat mengagungkan Nabi Muhammad, aku telah mengampuni dosanya selama 200 tahun, kelihatannya luar biasa dan memang luar biasa orang ahli maksiat tetapi dia mencintai Nabi Muhammad diampuni dosanya berarti masih ada iman, ” lanjutnya.
Gus Fahmi lalu bertanya kepada para Jamaah Masjid Pendidikan, “Lalu apa yang akan kita peroleh, ya tentu kita tidak sekedar mencintainya. Kita bukan ahli maksiat, kita selalu membaca sholawat, semoga yang disini semua nanti masuk Surga kumpul dengan Kanjeng Nabi, dibilangi yang tidak hadir, yang tidak hadir kepingin kumpul Kanjeng Nabi apa tidak? Kalau kumpul kepala Dinas gampang, kalau kumpul dengan Kanjeng Nabi belum tentu, tetapi kita husnudzon, semoga semua bersholawat di Kampungnya masing-masing, itu baru satu, Allah berfirman, sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah,” katanya lagi.
Sementara itu, pada kesempatan berbeda KH. Nur Habibullah, dai yang kerap keliling Kota Santri ini mengatakan, kelahiran Nabi Muhammad SAW penuh dengan sejarah, “Kelahiran Nabi bukan hanya kebahagiaan bagi ibu tercinta saja. Namun juga bagi seluruh umat manusia di dunia, Maulid Nabi senantiasa diperingati dengan penuh kekhusyukan dan suka cita, karena Nabi teladan umat manusia yang dikirim Allah ke dunia, kewajiban bagi kita mencintai beliau selamanya,” katanya.
Dijelaskan bahwa, salah satu bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW, adalah memperbanyak bacaan sholawat, “Bacaan sholawat kita kepada Nabi merupakan ibadah istimewa dimana setiap satu sholawat yang kita baca Allah akan memberi sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan dan meninggikan sebanyak sepuluh derajat serta mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula, dalam hadits riwayat Ahmad, Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula,” jelas Kiai Habib.