JOMBANG, KN – Kebiasaan kenduri atau perjamuan dalam rangka menandahi didirikannya sebuah bangunan rumah atau serupa lainnya sudah biasa. Hal ini juga dilakukan di Pondok Pesantren Putri Jarakkulon Jogoroto pada Senin (20/9) lalu, acara digelar sederhana dengan maksud memohon petolongan kepada Allah, SWT atas hajat yang dimaksudkan ,semoga semua tidak ada halangan dan lancar sesuai rencana.
PP HQ Putri I ini diasuh oleh Ustad Mahmud Syahro Wardi, alumni Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang, ada sekitar 700 santri putri dari berbagai daerah bermukim di PP tersebut, kurikulum yang digunakan sama persis dengan kurikulum Pesantren Hamalatul Qur’an Jogoroto dan memang PPHQ Putri adalah perwujudan dari keinginan KH. Ainul Yaqin, SQ selaku Pengasuh dan Pendiri HQ .
Sekitar pukul .8.00 pagi kemarin disebelah timur halaman PPHQ Putri tidak kurang ada 15 orang khusu’ berdoa, rupanya sedang mendoakan para pekerja yang sedang mengerjakan teras gedung asrama putri yang sekaligus berfungsi sebagai panggung besar untuk acara acara penting seperti wisuda.
“Ini budaya dan kebiasa kita jika mau memasang atap atau menaikkan kuda kuda kita lakukan kenduri, tidak hanya saat mau memasang kuda kuda, saat mau ngecor juga sering dilakukan seperti ini, karena pekerjaan seperti itu merupakan pekerjaan berat dan mengandung resiko tinggi, makanya orang orang dulu saat mau tanam atau tandur mesti dikasih acara selamatan atau kenduri,” kata mBah Yaqin Pendiri Hamalatul Qur’an sekaligus sebagai pengasuh.
Pembangunan serambi depan asrama putri tersebut memang istimawa selain semua bahannya dari besi, lebar bangunan pun sekitar 240 m2 atau sekitar 20 m x 12 m, kegunaannya pun untuk berbagai kegiatan santri putri, salah satunya untuk panggung saat wisuda. “Kalau acara wisuda biar tidak sulit sewa panggung,”katanya. (advitorial)
PPHQ Putri uri-uri budaya lama
