JOMBANG, KN – Sebagian besar Warga NU Jombang dan beberapa Pengurus MWC dan Ranting NU benar benar menunggu keputusan PBNU terkait Kepengurusan PCNU Jombang kedepan. Pasalnya Konfercab PCNU Jombang yang digelar pada 5 Juni 2022 dianggap tidak sesuai dengan PO (Peraturan Organisasi) dan harus diulang, dan yang menarik instruksi Pelaksanaan Pemilihan Ulang Ketua PCNU sendiri ternyata juga masih perlu diulang kembali, karena PWNU Jawa Timur sebagai pelaksana tidak juga menjalankan tugas sesuai Jadwal yang ditentukan PBNU, rupanya hal ini yang membuat pelaksanaan Pemilihan Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang tidak kunjung terwujud.
Ditambah lagi, Rois Syuriyah PCNU terpilih KH Abdul Nashir Fattah wafat pada Ahad 28-8-2022 lalu, ini rupanya yang membuat PBNU tidak bisa menganggap enteng ujian yang dihadapi PCNU Jombang. Karena itu, berdasarkan PO dan usulan MWC serta Ranting NU se-Jombang, PBNU diminta untuk mengambil langkah, dan menghandle semua urusan PCNU Jombang hingga terpilihnya Rois Syuriyah dan Ketua Tahfidziyah PCNU Jombang secara definitif.
Tak elak PBNU beberapa kali menggelar pertemuan dengan MWC NU se-Jombang, paling baru forum silaturrahmi MWC dengan PBNU tersebut digelar pada Rabu (5/10) lalu di Pondok Pesantren As-Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, hadir dalam pertemuan yang ditunggu tunggu tersebut, Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf yang akrab disapa Gus Yahya, Sekretaris Jenderal Drs. H Saifullah Yusuf dan jajaran Kesekjenan PBNU, dalam pertemuan selama tidak kurang 1.5 jam itu Gus Yahya menjelaskan bahwa PBNU mengurus PCNU Jombang tidak ada kepentingan apapun kecuali karena tuntutan peraturan organisasi.
“PBNU tugasnya adalah menertibkan organisasi, tidak ada kepentingan apa pun, karena itu pekerjaan pekerjaan besar seperti ini harus melibatkan seluruh jajaran kepengurusan, sekarang Rois Syuriyah terpilih PCNU Jombang telah wafat sehingga, kita harus pikirkan bagaimana penanganannya, saya minta saudara Sekjen dan jajarannya dalam hal ini wakil wakil sekjen, untuk membuat kajian, sesuai peraturan dan aturan dasar rumah tangga NU, peraturan peraturan perkumpulan tata cara paling tepat untuk menanggani masalah Jombang ini bagaimana, nanti kemungkinan terpaksa dalam keadaan begini dibentuk caretaker (Ketua sementara), untuk menyelenggarakan kembali konfercab, dengan kembali melakukan pemilihan Rois Syuriyah, setelah Rois Syuriyah terpilih wafat,” jelas Gus Yahya.
Dijelaskan lagi, ada sebagian yang menganggap secara organisasi apa yang dialami PCNU Jombang ini musibah, tetapi terkait penangganan PCNU Jombang PBNU tetap optimis apa yang dihadapi PCNU bisa menjadi contoh PCNU se-Indonesia, “Ini dari satu sudut pandang yang lain mungkin dianggap musibah, tetapi kalau kita menanggani masalah ini dengan positif dan lagi dengan disiplin, kenyataan yang ada ini insyaAllah menjadi contoh Cabang – Cabang yang lain, untuk itu kita semua betul betul patuh taat asas, tanpa membuat anomali anomali terhadap aturan yang sudah ada, sehingga kedepan keseluruhan penataan organisasi ini dijalankan dengan tepat, “ jelasnya lagi.
KH. Achmad Hasan, Pengasuh Pondok Pesantren As-Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, selaku Shohibul Bait juga menjelaskan bahwa MWC NU se-Jombang sami’na wa atho’na (mendengar dan taat) kepada PBNU, dan sebagai MWC sangat tersanjung bisa melakukan koordinasi langsung dengan PBNU, “Kami mewakili para Kiai MWC menyampaikan Ahlan Wa Sahlan Bihudurikum, Kami sangat tersanjung, dihadiri langsung dari PBNU, inilah hikmahnya mungkin jadi anak yatim, karena kita yatim langsung yang hadir PBNU, kami sangat berterima kasih dan meskipun hujan tidak menjadi halangan, insyaAllah tambah besar ganjarannya, karena hujannya, hujan rahmat,” kata Kiai Hasan menyabut kehadiran Kiai Yahya dan semua undangan.
Dijelaskan oleh suami ibu Nya Dra. Hj. Umdatul Choirot, bahwa kehadiran Gus Yahya dapat menjadi pemicu semangat bagi MWC dalam berkhidmat di NU, “Kami sangat berterima kasih kepada PBNU khususnya Ketua Umum PBNU, ditengah tengah beliau yang sangat sibuk dapat menyematkan ke Jombang, tidak lain ini karena kesetiaan beliau kepada NU, karena sayangnya beliau kepada seluruh warga NU dan seluruh Pengurus Nahdlatul Ulama, maka beliau menyempatkan rawuh untuk membimbing kami semua, mudah mudahan dengan kehadiran beliau NU Cabang Jombang akan segera pulih kembali,” jelas Kiai Hasan.
Sementara itu, Drs. H. Saifullah Yusuf, Sekretaris Jenderal yang didapuk sebagai moderator pada pertemuan tersebut menyimpulkan, bahwa pertemuan PBNU bersama MWC se-Jombang jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah menghasilkan kurang lebih 5 poin kesimpulan, antara lain. Pertama, Ketua Umum PBNU tidak akan mengambil keputusan organisasi tanpa berpedoman pada PO dan semua ketentuan organisasi, demi ketertiban secara nasional pada semua tingkatan harus menjalankan roda organisasi dengan ketentuan peraturan organisasi.
Kedua, Dalam waktu dekat akan ada caretaker diputuskan oleh PBNU, yang Ketiga, diharapkan caretaker secepat cepatnya bisa mengadakan Konferensi, yang ke Empat, semua diminta bersama sama siap untuk menyambut hari santri 22 Oktober mendatang, kegiatan dipusatkan di Tebuireng oleh PBNU, maka itu MWC dan Ranting diharap partisipasinya mengirimkan perwakilan, Kelima, Komunikasi terus berjalan diminta MWC tidak percaya berita berita hoaks, percaya saja dengan berita berita yang resmi dikeluarkan oleh PBNU.
Menurut Gus Ipul, PCNU Jombang memang bisa dikatakan Cabang Istimewa, karena itu, harus ditata dengan sungguh-sungguh, “Memang Jombang ini Cabang NU istimewa, nanti malam Rois Aam bersama Ketua Umum PBNU akan silaturrahmi dengan PW dan PCNU se-Jawa Timur, tetapi khusus untuk Jombang ditemui semua MWC-nya oleh Ketum PBNU, ini benar benar top dan mentok,” kata Gus Ipul disambut ger geran para undangan. (mu)