Ribath Darul Manshur Jombang Kukuhkan Rabu Wage Sebagai Pusat Spiritualitas, Ilmu, dan Cinta Rasulullah

JOMBANG | KABARNAHDLIYIN.COM — Gema Al-Qur’an dan sholawat membelah heningnya pagi di Pondok Pesantren Ribath Darul Manshur, Midanutta’lim Mayangan, Jombang, Jawa Timur. Pesantren yang dikenal sebagai salah satu pusat pengkajian ilmu Al-Qur’an dan dakwah ini kembali menggelar rutinan Rabu Wage, sebuah majlis ilmu sekaligus wahana mempererat ukhuwah Islamiyah di kalangan masyarakat.

Sejak pukul 05.30 WIB, suasana pesantren telah diisi kegiatan Khotmil Qur’an bil Ghoib, yakni khataman Al-Qur’an yang dibaca sepenuhnya secara hafalan oleh para santri. Bacaan mereka menggema lembut, menciptakan atmosfer penuh kekhusyukan yang tak hanya menggetarkan hati para santri, tetapi juga para jamaah yang hadir.

Memasuki siang hari, tepat pukul 11.40 hingga 13.00 WIB, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan Kitab Al-Tibyan Bi Adabi Hamalati Al-Qur’an, karya agung Imam Nawawi. Kitab ini mengulas secara mendalam adab para penghafal, pembaca, dan pengemban Al-Qur’an—suatu ajaran yang menjadi pondasi penting dalam pembentukan karakter umat Islam. Para jamaah larut menyimak setiap penjelasan, menggali hikmah dari nasihat para ulama terdahulu.

Para jama’ah rebo Wage khusu’ mengikuti prosesi rutinan Rabu wage.

Menjelang malam, ribuan hati kembali dipautkan pada Allah. Tepat pukul 18.30 – 19.30 WIB, acara dilanjutkan dengan Istighotsah dan Ratib Al-Haddad. Lantunan dzikir, doa-doa permohonan ampunan dan pertolongan, serta ratib yang sarat muatan tauhid menggema serempak. Suasana hening berubah menjadi gelombang tangisan haru, menandakan hati yang terenyuh dan tunduk di hadapan Ilahi.

Puncak acara digelar pukul 20.00 hingga 23.00 WIB dengan pembacaan Mawlid Al-Habsy Simthud Durar, sebuah mawlid yang tersohor indah memuji kemuliaan Baginda Nabi Muhammad ﷺ. Alunan sholawat yang dibawakan para qari’ dan jamaah memecah malam, menggetarkan jiwa setiap insan yang hadir. Tidak sedikit jamaah yang terisak, larut dalam rasa cinta dan kerinduan kepada Rasulullah ﷺ.

Habaib, ulama, kiai, hingga masyarakat umum memadati aula pesantren malam itu. Tampak hadir para habaib terkemuka, seperti Habib Husen, Habib Alwi Assegaf, Habib Hasan Assegaf, Habib Musthofa Assegaf, serta Habib Jahir Al Jufri. Kehadiran para habaib ini tidak hanya membawa nuansa keberkahan, tetapi juga menambah semangat para jamaah dalam menuntut ilmu dan memperdalam kecintaan kepada Rasulullah ﷺ.

Dalam momen tersebut, Kyai Karim Elmuna menyampaikan tausiah sarat makna tentang keutamaan doa berjamaah. Beliau menekankan bahwa meskipun banyak jamaah tidak memahami arti doa-doa Arab yang dibaca, Allah tetap mencurahkan keberkahan apabila di antara mereka ada yang memahami makna dan isi doa tersebut.

“Menariknya, keutamaan doa berjamaah kembali diingatkan. Terkadang tak semua jamaah memahami arti doa-doa Arab yang dibaca. Namun, jika di antara mereka ada yang paham makna dan isi doa, maka keberkahan doa itu bisa mengalir kepada seluruh yang hadir, dan Allah mempermudah terkabulnya permohonan mereka. Inilah salah satu hikmah besar dalam kebersamaan berdoa,” tutur beliau dengan nada lembut.

Pernyataan Kyai Karim disambut anggukan setuju para jamaah. Salah seorang jamaah bahkan berbagi pengalamannya, mengungkapkan bahwa meskipun tak selalu paham arti setiap doa, hatinya sering bergetar mendengar bacaan doa yang dilantunkan penuh keikhlasan.

“Banyak orang menangis saat mendengar doa, walau tak paham artinya. Hati mereka ikut bergetar karena doa yang dibaca penuh keikhlasan. Apalagi bila ada yang mengerti maknanya, maka semakin kuat harapan terkabulnya doa,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Pondok Pesantren Ribath Darul Manshur membuktikan bahwa Rabu Wage bukan sekadar agenda rutin, melainkan telah menjadi simbol kecintaan terhadap Al-Qur’an, sholawat, dan kebersamaan dalam ibadah. Selain memperkuat ukhuwah, kegiatan ini juga menjadi media dakwah yang lembut, yang memancarkan cahaya keilmuan ke seluruh lapisan masyarakat.

Masyarakat yang hadir pun tidak terbatas dari wilayah Jombang saja. Banyak jamaah datang dari berbagai daerah, bahkan luar kota, untuk merasakan keberkahan majlis ini. Semangat mereka menjadi bukti betapa besar kerinduan umat terhadap suasana majlis ilmu yang penuh keberkahan.

Rutinan seperti ini, selain memperkuat silaturahim, juga menjadi benteng akidah di tengah tantangan zaman. Pondok Pesantren Ribath Darul Manshur berharap kegiatan semacam ini terus berlanjut, menjadi suluh penerang bagi umat, sekaligus menanamkan nilai-nilai Islam yang penuh rahmat, damai, dan cinta Rasulullah ﷺ.

Semoga cahaya keberkahan dari Rabu Wage senantiasa menyinari umat Islam di seluruh Nusantara, mengokohkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an dan kecintaan yang mendalam kepada Rasulullah ﷺ. (Hadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *