H. Budiono, Ahli Pengobatan Telinga, Ingin Secepatnya Mendirikan Masjid

oleh -2,378 views

H. Budiono, Ahli Telinga saat menemui Ibu ibu yang penasaran

JOMBANG, KN – H. Budiono Warga Desa Tondowulan, Kecamatan Plandaan mulai viral karena keahliannya, ia mengaku sudah menjadi kebiasaannya menyembuhkan segala penyakit, banyak pasien orang tidak mendengar berkat pertolongan Allah SWT melalui dirinya sembuh, “Saya ini sampai bingung tidak bisa istirahat mas banyak yang mencari,” katanya kepada Kabar Nahdliyin ketika berkunjung pada Jumat (18/6) lalu.

Ia lalu menceritakan pernah membawa orang gila dari pasar ke rumah dengan dia kaplok (tampar) beberapa kali saja sembuh, “Ada orang gila sudah lama hilang saya temukan di Pasar, saya tangani hanya saya kaplok beberapa kali saja pulang sembuh, orangtuanya sampai heran jika anaknya bisa sembuh,” katanya lagi.

Warga sekitar memang tidak banyak yang tahu keahlian Budiono ini, pada Jumat lalu beberapa ibu yang juga tetangganya mencari siapa sebenarnya lelaki yang sedang viral di medsos ini, ”Saya penasaran tadi muter-muter cari pak Bud, eh ternyata tetangga sendiri yang sedang viral di media sosial, saya kok tidak tahu njih Bah,” tanya salah seorang ibu dengan wajah sumringah karena ketemu yang dicari.

PNS yang mengajar di SDN Tanjungwadung Kecamatan Kabuh ini, lalu menerima ibu-ibu dengan senang hati, “Ini tetangga saya mas, njih Bu, kalau pingin tahu yang saya tangani banyak, ada orang Irian Jaya, juga ada dari Negara Jepang, cuman saya ini bujukan (penipu) lo Bu, kalau ditelepon saya katakan lagi sibuk pak, lagi sibuk pak,” katanya dengan nada guyon.

Untuk pasien hari ini, menurut penuturannya adalah ajudannya Wiranto (Mantan Panglima Tinggi TNI), “Ajudan Pak Wirato sudah telepon katanya mau kesini, juga ada orang dari Abu Dhabi Negara Uni Emirat Arab, telepon juga katanya mau kesini,” tuturnya pada Ibu ibu dengan santai.

Ia lalu mempersilahkan tamunya minum dulu, dan kalau tidak percaya apa yang dikatakannya agar menanyakan cerita ini kepada salah seorang yang menyaksikan, “Kalau Ibu-ibu pingin tahu saya ketika menangani pasien, tanya sama Pak Wo, Pak Bono, yang saya tangani ada orang Bali, ada orang Papua. Mohon maaf ya keadaannya memang masih seperti ini, mari minum dulu ibu-ibu,”  pintanya sambil sibuk menyiapkan kertas untuk tugas mengajarnya.

Lelaki yang diangkat menjadi PNS pada tahun 2009 ini, menjelaskan bahwa, setelah viral kebebasan dirinya hilang, dahulu masih ada ahli telinga di Kecamatan Ngoro Jombang dirinya belum viral, tetapi sebenarnya kegiatan penyembuhan yang ia lakukan sudah lama. Bagi dirinya pasien kaya maupun miskin harus ditangani.

“Dari dulu sebenarnya saya sudah melanyani penyembuhan, cuman tidak viral seperti ini, siapapun akan saya tangani baik itu orang kaya maupun miskin, siapa sih mas orang tidak mau kaya, siapa sih orang yang mau miskin, bagi saya itu semua sama saja,  mau tidak mau ya harus saya terima,” katanya lagi.

Bapak anak satu yang punya gelar Sarjana PGSD ini sebenarnya pingin mengajukan pensiun, dia berkeinginan fokus menangani penyembuhan segala penyakit. Dia juga sudah lama punya cita-cita ingin membangun Masjid, namun karena belum punya rumah, dia dahulukan membangun rumah, “Saya musyawarah dengan istri, rencana mengajukan pensiun, lalu duduk di rumah menangani pasien sambil bikin Masjid, tetapi Kepala Desa menyarankan jangan membangun Masjid dulu, bangun rumah dulu sebab katanya, orang tidak punya rumah itu tidak ada harganya,” tutur Budiono menirukan saran Kepala Desa.

Pantauan KN di lapangan lahan yang dimiliki ahli telinga juga Guru SDN ini bisa dibilang luas, rencananya tanah yang sekarang ini berdiri Musholla ia dirikan Masjid, sedangkan posisi agak kedalam disamping kanan Masjid berdiri Rumah yang sekarang lagi dikerjakan, dibelakang rumah sudah ada pondasi rencana pembangunan Pondok tuna rungu, “Saya pingin juga membangun Pondok tuna rungu, dibelakang rumah sudah mulai dibangun, nanti jika sudah ada Pondok tuna rungu, bagi santri tuna rungu yang sudah sembuh boleh pulang,” tuturnya.

Mengenai Masjid dia ingin segera wujudkan, agar nanti kalau dia mati mendapat manfaat dari Masjid, ia tegaskan ingin membangun masjid sendiri supaya amal dari masjid itu tidak dibagi dengan orang lain, “Bagi yang mau membantu saya, saya minta membantu uang saja, karena saya tidak ingin amal dari Masjid itu dibagi, pernah ada penawaran bagaimana kalau dibangunkan saja saya tolak, karena niat saya ingin membangun Masjid sendiri,” katanya lagi.

Ditambahkan lagi, jika punya Masjid itu enak, ketika kita meninggal nanti kalau sudah punya Masjid pasti dapat kiriman, “Kenapa saya pingin sekali segera punya Masjid, supaya kalau mati nanti mendapat kiriman doa, dan jika ingin tahu rumah yang sekarang sedang saya kerjakan ini, saya membeli 14 kali dan baru lunas,” katanya lagi. (rani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.