Warga NU Menilai SAS Kecewa Tidak Jadi Menteri

oleh -973 views
Abdurrahman, warga NU Desa Bandung bersama pemuda NU

JOMBANG KN – Menanggapi penyataan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, terkait Omnibus Law warga NU di Jombang beragam tanggapan. Yang menarik sebagian respon dari warga NU di Jombang bernada sumbang, seperti misalnya, warga NU di Desa Cukir, yang engan disebutkan namanya, dia mengartikan apa yang dimaksud Kiai Said Aqil Siradj menolak Omnibus Law dengan elegan, “Mungkin yang dimaksud Kiai Said Aqil Siradj menolak Omnibus Law dengan cara elegan tidak anarkis itu caranya menyuruh PKB agar menolak UU itu, kalau sudah setuju masak bisa menolak, Omnibus Law sudah di-dok menjadi UU bagaimana,” katanya dengan serius.

Dia juga sempat menyesalkan pernyataan Ketua Umum PBNU yang telat itu,”Ya inilah resikonya kalau kita punya pemimpin NU dekat dengan istana, jadinya nggak responsif, nggak peka, duh sopo sing gawe panutan di NU iki, ( ya, siapa yang jandi panutan di NU ini),” katanya sumbang.

Lain lagi dengan warga NU di Desa Mojosongo, Kecamatan Diwek, Jombang, dia mengartikan pernyataan Ketua Umum PBNU itu, seperti pahlawan kesiangan,”Kalau ini Ulama kesiangan namanya, la wong sudah jadi UU kok baru komentar, la kemarin kemarin ngapain,” kata Kiai Nizar, yang juga warga NU asal Diwek Jombang.

Beda dengan warga NU Mojosongo, Abdurrahman yang akrab disapa Cak Man, Desa Bandung, Diwek, Jombang, ketika membaca pernyataan Kiai Said Aqil Siradj itu. Dia menilai, Kiai Said sedang kecewa, kecewa karena tidak dijadikan menteri. “Kalau menurut saya pernyataan Kiai Said Aqil Siradj asli tidak bermuatan politis. Mungkin beliau kecewa karena Kiai Said Aqil Siradj tidak diangkat menjadi menteri,” kata Abdurrahman.

Dijelaskan Cak Man, pernyataan Kiai Said Aqil Sirodj murni tidak bermuatan politis, “Maksudnya tidak bermuatan politis, apa yang dikatakan Kiai Said Aqil Sirojd ya sesuai dengan tujuannya, Kiai Said Aqil cenderung berani berkata yang kontra Pemerintah, karena tidak diangkat menjadi Menag, Kiai Said Cuma anggota DPA/Watimpres, mungkin SAS kurang puas,” jelasnya. (mu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.