JOMBANG KN – Dompet dhuafa’ Desa Mojokrapak menurunkan tim respon darurat (TRD) dari perangkat Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, guna membantu korban banjir di Desa Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang. Penggalangan donasi oleh perangkat Desa Mojokrapak ini berjalan cukup singkat, pada Senin tim survey datang ke lokasi banjir. Kemudian esoknya, tim bergerak cepat menggalang dana dari warga.
Hasil donasi langsung diserahkan kepada masyarakat korban, “Alhamdulillah meski penggalangan donasi terkesan mendadak, warga semangat untuk membantu kesulitan sesama,” kata koordinator tim, Ir Joko Suwoto.
Macam-macam bentuk bantuan, ada berupa mi instan, minyak goreng, obat nyamuk, beras, air mineral, pakaian layak pakai. Ada dua titik daerah yang menjadi sasaran team response antara lain Desa Dukuh Kalipuro, Dusun Gabus dan Brangkal, dua titik ini Yang dianggap mengalami genangan akibat banjir cukup serius.
Untuk itu, tidak banyak teori tim langusng menyalurkan bantuan dalam tiga tahap. Tahap pertama hari Selasa untuk Desa Banjarsari dan tahap kedua pada hari Jumat (12/2) Dukuh Kalipuro Dusun Gabus Bandar. Tahap ketiga menunggu waktu tepat.
“Untuk bantuan kedua di Kalipuro sudah kita kemas sejumlah 121 paket masing2 paket berisi beras 2.5 kg, mie instan 5 bungkus, copy sachet 5, minyak goreng 1 liter dan air mineral 600 m 1 botol” tutur pengwil gondang,” Heru Sugeng. SPd.
Koordinator TRD dari unsur perangkat Desa Mojokrapak, Joko Suwoto sengaja tidak mengirimkan bantuan ke posko-posko tujuannya adalah agar mengetahui secara langsung peristiwa banjir hingga dampak yang dialami warga. karena itu sasaran bantuan kepada warga yang langsung terdampak banjir.
Banjir kali ini cukup parah dalam kurun 4 dekade, lantaran bukan hanya disebabkan hujan dengan intensitas yang tinggi, melainkan kiriman dari Malang dan Kediri sehingga kali wedi tidak mampu menampung luapan air yg cukup tinggi, akibatnya tanggul jebol sepanjang kurang lebih 50 m.
“Jebolnya tanggul tersebut mengakibatkan air anak sungai meluap, tidak mampu menampung debet air, banjir mulai merendam pemukiman warga pada jum’at, pukul23.00 dini hari saat warga tengah tertidur lelap,” kata Kang Dimas, warga Banjarsari bercerita.
Sementara lokasi terparah akibat banjir ini adalah wilayah yang dekat dengan jebolnya tanggul sungai wedi, yaitu Dukuh Kalipuro dengan ketinggian air bervariasi ada yang 1,5 sampai 2 meter. Harapan petani menuai padi musim ini pudar karena area persawahan yang terdampak dipastikan gagal panen sebab ikut terendam, akibat bencana banjir, ribuan warga banyak yang mengungsi di tempat aman, di Dukuh kalipuro sampai hari ke 7 warga beserta ternaknya ada yang masih tinggal di atas tanggul dengan mendirikan tenda seadanya. .
(Muhammad Nasir)