JOMBANG KN – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengeluarkan SKB 4 Menteri sebagai acuan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka. SKB tersebut ditanda tangani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Menteri Agama.
Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, “Prioritas utama adalah mengembalikan anak belajar tatap muka di sekolah. Sebab, sebagus apapun pembelajaran jarak jauh (PJJ), tetap lebih optimal pembelajaran tatap muka. Dengan adanya keputusan PTM terbatas, siswa dapat berlatih kembali belajar di sekolah. Sehingga Satuan Pedidikan terbiasa menerapkan protokol kesehatan yang ketat pada tahun ajaran baru,” kata Mendikbud.
Mendikbud juga menghimbau bagi peserta didik orangtua punya komorbid, tidak ikut PTM, “Kalau orang tuanya punya komorbid, maka anaknya jangan belajar di sekolah dulu. Sekolah harus memberikan opsi pembelajaran jarak jauh pada siswa,” tutur Nadiem Makarim menjelaskan kebijakan belajar tatap muka.
Diterangkan lagi, selain beberapa aturan yang ada, masih ada 3 larangan yang harus dipatuhi dalam PTM, “Saat PTM dilaksanakan ada tiga larangan, pertama tidak ada kegiatan olahraga, kedua tidak ada ekstrakurikuler, dan ketiga tidak ada pembukaan kantin,” terang Menteri Pendidikan seperti ditulis di media.
Demikian juga dikatakan Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dede Yusuf, ia minta sekolah melakukan pendataan, jika siswa yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid diminta tidak mengikuti PTM. “Kami minta sekolah dan Pemda melakukan pendataan, apakah ada siswa yang keluarganya memiliki komorbid. Jika memiliki komorbid, lebih baik tidak usah ikut pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas,” ujar Dede kepada wartawan pada waktu itu.
Dilapangan, kebijakan PTM tersebut disambut gembira, terutama bagi orangtua peserta didik dan Komite sekolah, hal tersebut terlihat saat diadakannya rapat guru dan kepala Sekolah beberapa hari lalu di Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang, “Kalau ditanya senang atau tidak dilaksanakan PTM, Komite Sekolah dan Wali Peserta didik kompak menjawab senang dan sangat mendukung, bahkan Komite sekolah juga siap mendukung pelaksanaan Prokes di Sekolah,” kata salah satu guru di Kecamatan Jogoroto.
Meski begitu, katanya, pihak sekolah tidak mau ambil resiko, sebelum PTM dilaksanakan rupanya Vaksinasi untuk guru dan Kepala Sekolah sudah rampung, “Data di Puskesmas Vaksinasi untuk Guru dan Kepala Sekolah sudah selesai, kini Pihak Puskesmas sedang menjalankan program vaksinasi di Desa Desa,” katanya lagi.
Sementara itu, pantauan KN dilapangan berbagai upaya dilakukan Satuan Pendidikan guna mempersiapkan pembelajaran tatap muka pada 6 April 2021 di musim pandemi covid-19 kali ini. Dari mulai kesediaan sarana sanitasi dan kebersihan, memiliki akses fasilitas layanan kesehatan pada Puskesmas terdekat, menyediakan masker kain 3 lapis dan kesiapan menerapkan wajib masker tembus pandang, memiliki thermogun, semua keperluan disiapkan guna suksesnya pembelajaran tatap muka.
Dalam pelaksanaan PTM, peserta didik juga harus menerapkan jaga jarak 1.5 meter. Satuan Pendidikan harus menerapkan ketentuan jumlah peserta didik pada per ruang 5 peserta didik untuk PAUD, 14 peserta didik untuk SD dan 16 peserta didik untuk SMP, sampai dengan penjadwalan pembelajaran bergilir rombongan belajar (Shifting) juga terapkan.
Disamping itu, Lembaga Pendidikan harus membentuk Satgas Covid 19 yang diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Sekolah dengan pembagian tugas, sebagai berikut, ada tim pembelajaran, tim kesehatan dan tim humas. Satuan tugas memiliki tugas melakukan koordinasi dengan Gugus Tugas Covid 19 setempat.
Tidak boleh terlupakan melakukan koordinasi dengan gugus tugas Covid 19 terdekat atau kampung tangguh Semeru. Karena dibeberapa Desa terdapat gerakan kampung tangguh semeru, tujuannya memerangi penyebaran covid 19.
“Di Dusun Kemirigalih, Desa Sawiji, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang Kampung Tangguh Semeru diisi berbagai program kegiatan, penerapan protokol kesehatan, adanya Posko Isolasi, Karantina, Dapur umum, Posko Lumbung Ketahanan pangan dan gerobak pena yang setiap saat melakukan sosialisasi bahaya Covid 19, karena itu kita selalu koordinasi dengan Satuan Pendidikan yang ada,” kata Tim Kampung Tangguh Dusun Kemirigalih. (mu)