NH Perkasya Tebuireng Kukuhkan Kepengurusan Baru, Fokus Konsolidasi dan Dakwah Silat Santri

MALANG | KABARNAHDLIYIN – Perguruan silat berbasis pesantren, Nurul Huda Pertahanan Kalimat Syahadat (NH Perkasya), resmi mengukuhkan struktur kepengurusan pusat untuk periode 2024–2029. Konsolidasi nasional pun digelar, menandai babak baru revitalisasi organisasi yang lahir dari Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur ini.

KH Agus Maulana, S.Ag., S.PdI ditetapkan sebagai Ketua Umum Pengurus Besar NH Perkasya, dengan Sholihan, S.Ag sebagai Sekretaris Jenderal. Kepemimpinan baru ini diharapkan mampu mengakselerasi pembenahan organisasi serta memperkuat kiprah NH Perkasya di kancah nasional dan internasional.

“Kami menyambangi para pendekar NH Perkasya di berbagai wilayah—Malang, Blitar, Surabaya, Ponorogo, hingga Sumatra dan Kalimantan. Responnya sangat positif. Ini bukti semangat kader masih menyala, tinggal kita tata kembali dalam struktur dan visi besar organisasi,” kata Ardiansyah, SH, utusan khusus konsolidasi nasional dari guru besar KH Muhammad Lamro Asy’ari, saat ditemui di Kantor Sekretariat NH Perkasya, kompleks Ponpes Tebuireng.

Dalam konsolidasi tersebut, Ardiansyah menekankan pentingnya penguatan kelembagaan, pembinaan atlet berjenjang, serta peneguhan misi dakwah sebagai ciri khas NH Perkasya. Ia juga mendorong pelibatan aktif kader NH Perkasya dalam struktur organisasi olahraga seperti IPSI dan KONI.

“Jika para santri mampu menembus kejuaraan resmi seperti Kejurda, Porprov, bahkan PON, maka akan lahir pengakuan luas terhadap kualitas silat pesantren. Ini yang sedang kami bangun,” ujar Ardiansyah.

Dukungan terhadap gerakan ini mengalir dari berbagai tokoh, termasuk KH Roisuddin Bakrie atau Gus Uddin, ulama asal Malang yang juga menjabat sebagai Dewan Penasehat Nasional NH Perkasya.

“Amanat dari KH Lamro Asy’ari dan para pendekar senior harus dijalankan. NH Perkasya harus bangkit menjadi kekuatan moral dan prestasi dari kalangan santri,” ujar Gus Uddin saat menerima tim Satgasus Konsolidasi di kediamannya, dalam rapat yang juga dihadiri kader dari Blitar dan Jombang.

Dalam pertemuan tersebut, disepakati tiga fokus utama: penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya atlet, serta penegasan kembali misi dakwah sebagai identitas utama gerakan silat pesantren.

Sebagai salah satu penggerak awal silat berbasis santri di bawah naungan Tebuireng, NH Perkasya kini menatap masa depan dengan wajah baru. KH Agus Maulana dikenal sebagai figur yang dekat dengan KH Lamro Asy’ari dan telah lama berkecimpung dalam dinamika organisasi. Penetapan dirinya sebagai Ketua Umum mencerminkan upaya merawat kesinambungan dan legitimasi gerakan ini. (Hadi)

“Kami ingin NH Perkasya tidak hanya dikenal di lingkungan pesantren, tetapi juga menjadi kekuatan di gelanggang prestasi nasional dan internasional,” tutup Ardiansyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *