JOMBANG, KN – Dr. Ec. H. Nyono Suharli Wihandoko yang akrab disapa Mas Nyono mantan Bupati Jombang Periode 2013-2018 pada 8 Agustus 2022 menghirup udara segar, setelah menjalani putusan 3,5 tahun dari Mejelis Hakim Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya, Jawa Timur. Meski sudah beberapa tahun berpisah dengan warga Jombang, namun Mas Nyono dan Warga Jombang tidak bisa melupakan begitu saja kenangan ketika ia menjadi orang nomor satu di Kota Santri ini.

Tidak heran jika mantan Wakil Ketua DPRD Jombang ini bebas dari terali besi ribuan orang hadir ke kediamannya di Desa Sepanyul, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. Sebagian warga masyarakat di Jombang ingin melepas kerinduannya selama ini dirasakan. Karena bagaimana pun mantan Kepala Desa Sepanyul pernah memimpin Jombang.
Memang banyak yang tidak menduga dengan apa yang dialami Mas Nyono, menjelang masa kepemimpinan berakhir dan baru akan mengikuti pemilihan Bupati periode yang kedua tiba tiba pada 3 Februari 2018 ia harus berhadapan dengan KPK, tidak jarang warga masyarakat terkejut, apa boleh dikata inilah perjalanan karir politik Mas Nyono di Jombang. Tetapi tinta emas yang telah ditoreh oleh Bupati ke 17 Kabupaten Jombang bersama Mundjidah Wahab wakilnya tidak bisa begitu saja dilupakan.
Mas Nyono adalah Bupati yang sangat berjasa dimata warga Masyarakat Jombang, khususnya mampu meringankan tugas Kepala Desa se-Jombang yakni adanya mobil siaga Desa, dengan mengusung slogan atau visi misi sejahtera untuk semua. Disinilah warga masyarakat tidak bisa melupakan berbagai kebijakan kebijakan Mas Nyono yang tentunya berpihak pada rakyatnya. Saat di Kediamannya disela-sela menerima banyak tamu KN berusaha menemui untuk ngobrol berbagai persoalan Jombang.
Ia sempat menceritakan ketika dirinya memimpin, ada tokoh yang mencibir akan kebijakannya, bahkan ngatain dirinya Bupati paling bodohlah, tidak bisa bekerja lah, tetapi ia tidak surut menjalankan visi – misinya yakni, ‘Jombang Sejahtera Untuk Semua,’ bakan karena slogan yang dipakai itu juga, Mas Nyono termasuk Bupati berprestasi, dari 517 Kepala Daerah Kabupaten Kota yang berprestasi se-Indonesia salah satunya Kabupaten Jombang ketika Mas Nyono menjadi Bupati.
“Dari 517 Kepala Daerah Kabupaten dan Kota, se – Indonesia, Kabupaten Jombang termasuk Kabupaten berprestasi dan mendapat penghargaan, kalau tidak salah saya adalah Kepala Daerah paling berprestasi pada tahun 2015-2016, penghargaan diberikan dihadapan Kabinet Kerja. Bukti penghargaan itu salah satu bentuknya adalah Adipura Kencana. Bahkan tidak hanya mendapat penghargaan tingkat tinggi Adipura Kencana dari Presiden, tetapi juga mendapat bantuan insentif Daerah Rp. 55 M melalui APBN. Setiap tahun insentif itu diberikan, karena itu setiap tahun pula saya mesti ketemu Presiden,” katanya santai kepada KN.
Dikatakan, prestasi Kepala Daerah yang dinilai tidak hanya satu bidang, melainkan dari segala bidang, “Dibidang kesehatan oke, bidang Lingkungan Hidup oke, Bidang Pendidikan oke, Bidang Agama oke. Bahkan hampir semua bidang itu baik, termasuk infrastruktur baik jalan maupun penerangan sekaligus untuk menopang ekonomi kerakyatan semua dinilai. Visi dan misi Rp. 500 juta diwujudkan dengan terinci 40 persen atau Rp 200 juta untuk membangun sarana dan prasarana di lingkungan Desa sesuai dengan usulan APDES, yang 40 persen untuk Operasional Desa. 20 persen Bumdes Rp. 100 juta, semua terukur,” katanya.
Ia lalu menceritakan sebisa mungkin mengurangi praktek rentenir di Desa Desa, langkah ini menjadi prioritas ketika berbicara perekonomian di Desa, “Memberi pinjaman bagi warga usaha kurang modal yakni Lijo (pedagang keliling) sebesar Rp. 500 ribu, penyalurannya melalui Bumdes. Tujuannya mengurangi warga kurang modal, mereka sering mengambil Bank clurut (rentenir). Bank Desa (Bumdes) kita dirikan sejak tahun 2014, lalu pengadaan mobil siaga desa, kala itu banyak yang mentertawakan rencana pembelian Mobil Siaga Desa (MSD), saya rapat pertama dengan Bu Munjidah (Wakil Bupati kala itu), keputusannya dari 65 UPD baik Dinas maupun Badan, kita ajak rapat, ketika masing masing sedang penyusunan anggaran, saya minta angka yang kurang manfaat kita rasionalisasikan, waktu itu sampai 25 persen sehingga terkumpul anggaran pada saat itu Rp. 300 M,” cerita Mas Nyono.
Dikatakan, bahwa dirinya tidak perlu menunggu anggaran lain untuk pengadaan Mobil Siaga Desa, “Saya tidak harus menunggu budget (anggaran) lain, untuk pengadaan MSD dari rasionalisasi anggaran saja sudah cukup, memang ada yang belum paham waktu itu DPRD, DPRD waktu itu sempat marah marah, karena banyak yang belum paham jika anggaran MSD dari rasionalisasi Penyusunan Anggaran sisanya diambilkan PAD asli daerah. Termasuk program kesejahteraan Penjaga Makam Alhamdulillah semua waktu itu bisa tercover, baik soal target saya untuk Cor Beton jalan sepanjang 1159 KM, Penerangan Jalan pada 100 Desa 248 Dusun, pada 306 Desa semua bisa kita realisasi, mungkin karena slogan “Jombang sejahtera untuk semua, sehingga semua elemen masyarakat bisa merasakan, “ katanya lagi.
Lebih lanjut dikatakan, Tidak hanya insfrastruktur yang dibangun oleh Mas Nyono waktu itu, akan tetapi juga Panti Asuhan atau rumah yatim piatu juga menjadi perhatian, “Ada 129 Panti Anak Yatim, ada sejumlah 79126 anak Yatim se-Jombang, kita ambilkan sumber Anggaran dari APBD dari Dinas Sosial peranak mendapat Rp. 1500.000.00,- dari kalangan para pengusaha kita kumpulkan kita ajak memberi santunan kepada Anak Yatim semua kompak. Juga Janda dan Duda sejumlah 1258, di Dusun ada 9989 RT dan RW, rumah yang tidak layak huni 102.243 tidak ada WC- nya, juga program bedah rumah, selama 4 tahun saya selesaikan, Alhamdulillah tidak melenceng dari visi misi karena kita berfikir bagaimana program bisa terwujud menuju kesejahteraan untuk semua orang, “ jelasnya.
Sementara itu, terkait Jombang kedapan tambahnya, menurutnya Kabupaten Jombang Kota penuh toleransi, untuk mensukseskan ekonomi kerakyatan bisa dimulai melalui tolerasi, “Kabupaten Jombang ternyata kota penuh toleransi, saling menjujung tinggi antar umat, terbukti ada Taman ASEAN di Jombang dan mendapat predikat ‘Jombang The Most Harmonious City in ASEAN’ atau kota paling toleransi di kawasan Asia Tenggara, sekali lagi bahwa Jombang kota penuh tolerasi, ulang tahun ASEAN juga di Jombang, peserta HUT tidak mau menginap di Hotel melainkan tidur di Pondok Pesantren hebat bukan,” tambahnya. (rani)