JOMBANG | KABARNAHDLIYIN.COM — Dalam kehidupan modern yang serba materialistik, banyak orang terjebak dalam menilai seseorang berdasarkan harta dan status sosial. Padahal, nilai sejati seseorang terletak pada akhlak, ilmu, dan ketulusannya. Hal ini disampaikan oleh KH. Khoirul Huda, yang akrab disapa Gus Huda, dalam sebuah pengajian umum di Jombang, Jawa Timur.
“Jika kita memuliakan seseorang karena hartanya, maka itu bukan cinta yang murni, tapi ada harapan dunia. Dan Allah tidak ridha terhadap hubungan yang seperti itu,” tegas Gus Huda di hadapan jamaah.
Beliau menekankan pentingnya menjaga niat dalam berteman dan bersilaturahmi. Jangan sampai persahabatan dibangun atas dasar pamrih atau harapan akan balasan materi. Karena jika demikian, maka hubungan itu rapuh dan mudah rusak.
“Jangan berharap apa pun dari manusia, walaupun dia raja. Harapan itu hanya pantas ditujukan kepada Allah. Kalau kita berharap pada makhluk, seringkali kita kecewa dan bahkan putus asa,” lanjut Gus Huda.
Gus Huda juga mengingatkan bahwa dalam Islam, memutus silaturahmi hanya karena hal duniawi adalah perbuatan tercela. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa orang yang memutus hubungan lebih dari tiga hari karena urusan dunia, akan mendapatkan murka Allah.
Selain itu, beliau mengajak jamaah untuk tetap sabar ketika diuji dengan hinaan atau perlakuan buruk. Menurutnya, saat seseorang dihina dan tidak membalas, justru malaikat akan mendoakannya dan mencatat kesabaran itu sebagai pahala besar.
“Saat kamu sabar atas celaan orang, saat itu malaikat sedang menyebut namamu di langit. Maka jangan balas keburukan dengan keburukan. Balaslah dengan doa dan ketulusan,” kata Gus Huda dengan nada menenangkan.
Dalam penutup ceramahnya, Gus Huda menyerukan agar umat Islam menilai orang bukan dari kemewahan, tetapi dari ketakwaan dan integritas.
“Kita harus menghormati bukan karena kekayaan, tapi karena kemanusiaan dan ilmu. Orang yang ikhlas memberi, jarang sekali. Maka ketika diberi, cukup dengan syukur dan doa, bukan dengan berharap lebih,” pungkasnya.
Pesan moral dari Gus Huda ini menjadi pengingat penting di tengah masyarakat yang kerap terjebak dalam gemerlap dunia. Sudah saatnya kita membangun hubungan sosial atas dasar cinta, adab, dan nilai-nilai keislaman, bukan kepentingan duniawi yang semu. (Hadi)












