H. Masrur : Pengabdian Almarhum Cak Anam di NU, adalah Perjalanan Spiritual

oleh -598 views
H. Masrur

JOMBANG, KN – Dalam soal pengabdian kepada Nahdlatul Ulama Almarhum Drs. H. Choirul Anam atau yang akrab disapa Cak Anam tidak bisa diragukan, bahkan ada yang mengatakan seluruh hidup Almarhum diwakafkan untuk NU. “Saya tahu siapa Almarhum Cak Anam beliau adalah pejuang NU sejati, ketika memimpin GP Ansor Jawa Timur, Ketua DPW PKB Jawa Timur, menurut saya seluruh hidup beliau bisa dikatakan diwakafkan untuk NU,” kata H. Masrur, M.Si, Aktifis Muda NU Jombang, yang kini mengabdikan diri di MTsN 16 Jombang pada Rabu (1/11) lalu kepada Kabar Nahdliyin.

H. Masrur dan H. Maghfur, Ketika dia acara 7 hari Almarhum Cak Anam

Dijelaskan, kiprah almarhum dalam NU juga unik, “Belum ada orang berfikir untuk membukukan gerak langkah perjuangan NU, almarhum sudah membuat buku Babon NU, kita bisa lihat produk buku-buku Beliau. Bahkan produk media massanya ketika itu adalah Majalah Aula dan Tabloid Warta NU, Majalah Aula hingga saat ini masih terbit, Tabloid Warta NU diganti Harian Duta Masyarakat juga sampai saat ini masih terbit, ini tentu menjadi bukti salah satu pengabdiannya di NU yang luar biasa,” jelasnya.
Tidak hanya itu, tambah adik kandung Almarhum Dr. H. A Saerozi, M.Pd, Ketua Ma’arif Jawa Timur kala itu, sebagaimana almarhum menyusun Buku Pertumbuhan dan Perkembangan NU yang kerab dijadikan referensi sebuah penelitian tentang NU juga tidak bisa dianggap enteng, “Saya tahu buku – buku Almarhum sering menjadi rujukan bagi peneliti dan pemerhati NU, mereka yang ingin tahu tentang NU bisa dipastikan membaca buku itu, kalau pingin tahu NU belum lengkap jika belum membaca buku almarhum rasanya seperti itu, karena itu, tidak heran hampir semua pejuang dan peneliti dan pemerhati NU tidak jarang mengambil referensi dari buku Almarhum,” tambah H. Masrur, kini juga sebagai Wakil Ketua PCNU Jombang.


Lelaki asal Desa Gempolpahit, Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang ini lalu menunjukkan koleksi buku Almarhum Cak Anam, antara lain NU Jadi Tumbal Politik Kekuasaan, Skandal Imam Bonjol (KPU alat Rezim dan Parpol Senayan), Gus Dur diadili Kiai – Kiai, Gerak Langkah Pemuda Ansor (Seputar sejarah dan kelahirannya), “Paling akhir yang saya punya yang Almarhum bikin yakni, Hidup dan Perjuangannya KH. Abdul Wahab Chasbullah, buku ini sangat detail menjelaskan kiprah sang pendiri NU, kita harus berusaha meniru beliau. Dan saya kira apa yang dilakukan oleh Almarhum di NU selama hidupnya adalah merupakan perjalanan spiritual beliau, karena jarang seorang pecinta NU dapat melakukan hal tersebut, sekali lagi semoga kita semua dapat mengikuti jejak langkah perjuangan beliau di NU,” katanya lagi.
Senada dengan H.M. Masrur, M.Si adalah H. Maghfur Mujtahid, salah satu Pengurus MWCU Bandar Kedung Mulyo, menurutnya Almarhum Cak Anam bukan hanya fasih dalam menulis buku tentang NU, dan menunjukkan fakta sejarah secara akurat terkait perjuangan NU, tetapi beliau adalah seorang penggerak yang mempu menembus jantung NU, “Satu contoh mengenai resolusi jihad, beliau pertama kali mengajak kita semua untuk napak tilas resolusi jihad sejarah indonesia yang menggemparkan jagad raya ini, beliau mengajak kita melek sejarah akan perjuangan Kiai NU untuk Indonesia,” kata Gus Maghfur dengan nada meyakinkan.
Hari Santri Nasional atau disingkat HSN ditetapkan oleh Pemerintah pada tanggal 22 Oktober, sebagai cikal bakalnya adalah Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, yang diserukan oleh KH, Hasyim Asy’ari guna melawan penjajah, “Pemerintah baru mengeluarkan Keppres untuk hari Santri pada tahun 2015, tetapi jauh sebelun itu Almarhum Cak Anam mengajak memperingati 68 tahun terbitnya naskah Resolusi Jihad oleh para Ulama NU, kala itu Museum NU yang didirikan Cak Anam bekerjasama dengan TV9 dan Harian Duta Masyarakat melakukan kirab “Napak Tilas Resolusi Jihad”. Kegiatan ini dimulai dari Pondok Pesantren Tebuireng Jombang menuju Kantor Nahdlatul Ulama Surabaya, pada tanggal 24 November 2013, inilah Cak Anam, tidak ada hentinya mengingat perjungan para Ulama NU,” katanya lagi.
Belum lagi, tambahnya, bagaimana ketika Cak Anam membangunkan Banser yang sudah lama tidur, bersama dengan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Cak Anam menggelar Apel Akbar Harlah Ansor ke 60 di Stadion Brawijaya Surabaya, “Kelihatan mulai dari situ gairah Banser dan GP Ansor muncul kembali, setelah itu benar, banyak kegiatan kegiatan yang digelar GP. Ansor dan Banser. Jika semua yang dilakukan oleh Cak Anam sebagai perjalanan spiritual di NU boleh saja, tetapi yang jelas banyak nilai edukasi dalam gerakan Cak Anam dalam mengibarkan bendera NU, Ansor dan Banser ini,” tambah Maghfur mengenang(Abu Rani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.