Dari Konferensi ulang karena miskomunikasi, hingga mantan Ketua GP Ansor minta rapatkan barisan hadapi tuduhan sebar amplop

oleh -1,324 views

JOMBANG, KN – KH. Hasib Wahab Chasbullah, Wakil Ketua Tanfidziyah PBNU, ketika diminta komentar tentang Konfercab PCNU Jombang yang hingga kini tidak terlaksana alias diulang, ia mengatakan persoalannya PCNU Jombang karena miskomunikasi (salah paham) PCNU – PWNU dengan PBNU, “Tidak ada masalah prinsip sebenarnya, hanya masalah miskomukasi PCNU Jombang – PWNU dengan PBNU, sekali lagi bukan masalah yang prinsip, saya kira ini bisa segara diselesaikan,” kata KH. Hasib Wahab Chasbullah atau yang akrab disapa Gus Hasib Kepada Kabar Nahdliyin usai menghadiri PKKMB Unwaha Sabtu (17/9) lalu di Tambakberas Jombang.

Gus Habib minta jangan salah paham atau miskomunikasi

Putra Kiai Wahab Chasbullah salah satu pendiri NU ini lalu menjelaskan, bahwa menurut data yang ia terima PCNU Jombang dalam Konfercab lalu menggunakan peraturan lama, “PCNU Jombang dalam Konfercabnya masih menggunakan cara lama, sedangkan PBNU menggunakan PO (Peraturan Organisasi) yang baru, yang telah disahkan dalam Muktarmar ke 34, dalam peraturan itu Ketua Ranting NU punya hak suara untuk memilih Ketua Tanfidziyah Cabang NU Jombang, yang kemarin terjadi itu PCNU tidak menggunakan itu, makanya ada Tim dari PBNU kesitu, disini ada kesalahpahaman Ketua Ranting NU hanya menjadi penijau saja, makanya PBNU mengintruksikan Muscab ulang,” jelas Gus Hasib dengan gaya santainya.
Ketika ditanya mengenai pemilihan Rois Syuriyah PCNU dan adanya dugaan Ketua PCNU demisioner terlalu dekat dengan salah satu Partai politik, menurut Gus Hasib soal pemilihan Rois Syuriyah sudah melalui prosedur yang benar, kalau soal Ketua PCNU demisioner terlalu dekat dengan salah satu Partai politik menurutnya sah sah saja orang menafsirkan begitu,
“Mengenai pemilihan Rois Syuriyahnya sudah melalui proses prosedur PO, terkait ada dugaan kedekatan Ketua PCNU demisioner dengan partai politik itu soal lain, sebab banyak penafsiran kalau soal seperti itu, yang jelas NU kembali ke Khittah tidak terkait dengan Partai politik manapun, sekali lagi persoalan yang sebenarnya adalah miskomunikasi yang saya sebutkan tadi,” katanya lagi.
Terkait kedekatan Pengurus PBNU dengan Syuriyah, Tanfidziyah MWC NU dan Ranting NU se-Jombang pasca gagalnya Muscab ulang PCNU Jombang, menurut Kiai Hasib adalah menjadi kewajiban PBNU, karena Pengurus PCNU Jombang belum definitif atau belum dilakukan pemilihan kembali,
“PBNU sesuai aturan organisasi memang harus melakukan telaah dan penataan sebaik mungkin untuk Mustab ulang PCNU, kalau ada yang mengkritisi PBNU boleh saja tidak masalah, tetapi yang mengkritik jangan malah melanggar PO, tidak benar jadinya, himbuan saya kepada Pengurus NU dan warga NU di Jombang agar selalu berdoa dan bersabar yakinlah bahwa, PBNU akan segera menyelesaikan Muscab ulang PCNU Jombang dengan lebih baik,” himbau Gus Hasib.
Sementara itu, mengenai munculnya tuduhan bahwa, PBNU menyebarkan amplop kepada Syuriyah, Tafidziyah sampai tingkat ranting, guna mendukung salah satu bakal calon Ketua PCNU mendatang. Menurut, H. Solikan, mantan Ketua GP Ansor Kecamatan Tembelang, tuduhan tersebut terlalu, “Menurut saya tuduhan tersebut ‘terlalu’ dan semakin membuat suasana warga NU Jombang memanas, apalagi tulisan yang berbau fitnah itu disebar melalui WhatsApp kemana – mana, ini membuat suasana warga NU Jombang panas,” kata H. Solikan.
Dikatakan Solikan, seperti dalam tulisan amplop itu, bahwa setelah Konfercab NU Jombang tanggal 5 Juni 2022, yang dinyatakan sah oleh PWNU Jatim, namun tidak diakui oleh oknum PBNU. Menurut oknum PBNU, Konfercab 5 Juni 2022 tidak sesuai AD/ART, tapi tidak pernah dijelaskan AD/ART pasal berapa.
“Rupanya orang yang nulis tidak membaca catatan kronologi dan posisi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama terkait pelaksanaan Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama Jombang dan surat Instruksi Pelaksanaan Pemilihan Ulang Ketua PCNU Kabupaten Jombang, jika orang ini membaca saya yakin dia tidak selalu salah paham dengan PBNU,” katanya lagi.
Mestinya lanjut dia, dipahami dulu apa yang disampaikan BPNU, ”Jangan miskomunikasi terus, nanti malah menjadi persoalan baru lagi di NU Jombang, terkait tuduhan amplop sebagai sogokan sungguh sangat disayangkan dan menyakitkan, kalau Pengurus NU model begini dibiarkan yang kenyang perutnya diri, saya berharap Sahabat sahabat GP Ansor Jombang merapatkan barisan untuk menanggapi tuduhan amplop ini karena ini sungguh menyakitkan,” lanjutnya berharap. (mu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.