JOMBANG, KN – Pada hari Kamis (22/9) sekitar pukul 10.30 Kabar Nahdliyin (KN) sowan ke Ndalem KH. Hasan Hasibuan, Pengasuh Pondok Pesantren As-Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Tidak ada materi khusus hanya silaturrahmi. Akan tetapi, sekedar ingin tahu bagaimana perkembangan terbaru mengenai PCNU Jombang pasca gagalnya pemilihan ulang yang telah digelar PWNU Jawa Timur beberapa waktu lalu. Dan lagi, menurut informasi Beliau adalah Ketua Forum Rois Syuriyah MWCNU se-Kabupaten Jombang.
Pada hari Selasa (13/9) lalu, FRS WMWNU, yang dipimpin Kiai Hasan atau yang akrab disapa Abah Hasan kebetulan telah menggelar pertemuan Rois Syuriyah MWC NU se-Kabupaten Jombang, turut hadir dalam pertemuan waktu itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, H. Saifullah Yusuf.
Namun karena kesibukan Abah Hasan hingga berita ini diunggah, KN belum berhasil menemui, meski demikian Ibu Nyai Umdah Hasan bersedia menerima, dengan logat ramahnya Bu Nyai sempat menceritakan kesibukan suaminya terkait berkhidmad di NU, “Abah memang akhir akhir ini banyak kegiatan di NU, tetapi saya tetap pesan sama Abah, tetap jaga kesehatan, dan NU punya orang banyak Bah, jangan dipikir sendiri,” katanya menceritakan.
Bu Nyai Pengasuh Pondok Pesantren As-Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum, Jalan KH. Abdul Wahab Chasbulloh No. 24 Tambakberas Jombang ini, rupanya tidak tertarik membicarakan kemelut PCNU Jombang, sambil menunggu Abah Hasan yang sedang mengajar para Murid MAI (Madrasah Aliyah Al-I’dadiyah) KN menerima penjelasan Bu Nyai di ruang Tamu MAI. Dalam kesempatan tersebut bu Nyai menginformasikan bahwa di Ndalemnya juga akan ada rapat persiapan Kongres UPI (Ulama Perempuan Indonesia).
“Nanti pada tanggal 6-7 di rumah saya juga ada rapat persiapan Panitia Kongres UPI, UPI bagaian timur berkumpul di rumah saya, karena merupakan organisasi lintas ormas tentu saja yang hadir adalah para aktifis dari berbagai ormas, ada dari Masyumi, dari API (Aliansi Perempuan Indonesia), dari Muhammadiyah dan tentu saja juga dari NU,” katanya Bu Nyai.
Dijelaskan, bahwa UPI mewadahi aktifis Ulama Perempuan dari berbagai organisasi, “Semua Ulama Perempuan terwadahi di UPI, dari sisi kercerdasan dan kemampuan UPI sangat bisa diandalkan, banyak yang berhasil diperjuangan UPI secara nasional, pada intinya UPI memikirkan nasib Perempuan jangka panjang, UPI sangat mendukung UU anti kekerasan pada Perempuan disahkan sejak awal, karena secara tehnis UPI juga melakukan pendampingan kepada korban kekerasan, bahkan sampai mencarikan zakat bagi korban kekerasan,” jelas Bu Nyai aktifis sejak tahun 90-an ini. (mu)